1.564 Rumah di Tegal Terendam Banjir Sejak 22 November
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 1.564 rumah warga di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah terendam banjir setinggi 30-150 sentimeter sejak Senin (22/11).
Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari berkata, banjir dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi. Ditambah lagi luapan sungai Cacaban, Sungai Rambut, Sungai Kemiri, Sungai Pekijing dan Sungai Siwarak.
“BPBD Kabupaten Tegal melaporkan sedikitnya 1.564 unit rumah terdampak dengan ketinggian muka air berkisar antara 30-150 sentimeter,” kata Abdul dalam keterangan tertulisnya, Kamis (25/11).
Abdul menuturkan, banjir melanda lima kecamatan di wilayah Kabupaten Tegal. Lima lokasi itu meliputi Desa Tembok Banjaran di Kecamatan Adiwerna, Desa Pecabean di Kecamatan Pangkah, Desa Sidakaton, Desa Kupu di Kecamatan Dukuhturi, Desa Sidaharja di Kecamatan Suradadi.
Abdul mengatakan sebanyak 12.518 jiwa di lima lokasi tersebut terdampak banjir. Dari jumlah itu, sebanyak 25 KK terpaksa harus mengungsi.
Abdul mengatakan dalam proses evakuasi, pemerintah daerah terkait dan tim gabungan juga berhasil menyelamatkan 2 balita usia sekitar dua minggu berserta ibunya dari hantaman banjir.
“Langsung dibawa ke rumah kerabat terdekat yang tidak terdampak banjir,” lanjutnya.
Abdul menyampaikan, sampai saat ini banjir mulai berangsur surut. Warga yang mengungsi, kata dia, sebagian sudah kembali ke rumah masing-masing.
Meski begitu, ia mengingatkan bahwa curah hujan dengan kategori menengah dengan angka 100-150 mm masih berpotensi terjadi di Provinsi Jateng. Prediksi itu didasarkan pada hasil analisis BMKG.
“Berdasarkan prakiraan hujan dasarian BMKG November Dasarian III periode 21-30 November 2021,” kata dia.
Terkait itu, pihaknya mengimbau warga untuk selalu waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan.
“Keikutsertaan unsur pentaheliks juga diharapkan mampu menjadi kunci dalam penanganan bencana banjir,” ujarnya.
(yla/pmg)