10 Persen Orang Terkaya Dunia Bikin Dunia Makin Panas Membara




Jakarta, Indonesia

Studi terbaru mengungkap 10 persen orang terkaya berkontribusi terhadap 2/3 pemanasan global yang terjadi sejak 1990. Simak penjelasannya.

Para peneliti sebelumnya menunjukkan bahwa kelompok berpenghasilan tinggi menghasilkan gas rumah kaca dalam jumlah yang tidak proporsional.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, studi terbaru kali ini merupakan survei pertama yang mencoba menjelaskan bagaimana ketidaksetaraan tersebut diterjemahkan ke dalam tanggung jawab atas kerusakan iklim.

Penelitian ini menawarkan argumen yang kuat untuk mengenakan pajak iklim. Studi ini mencoba memberikan bukti tentang berapa banyak orang di negara maju memikul tanggung jawab yang lebih besar atas bencana iklim yang berdampak pada orang-orang yang tidak mampu.





“Studi kami menunjukkan bahwa dampak iklim ekstrem bukan hanya hasil dari emisi global yang abstrak, namun kita dapat secara langsung mengaitkannya dengan gaya hidup dan pilihan investasi kita, yang pada gilirannya berkaitan dengan kekayaan,” kata Sarah Schöngart, analis pemodelan iklim dan penulis utama studi tersebut, dikutip dari The Guardian, Kamis (8/5).

“Kami menemukan bahwa emisi dari orang kaya memainkan peran utama dalam mendorong terjadinya iklim ekstrem, yang memberikan dukungan kuat terhadap kebijakan iklim yang menargetkan pengurangan emisi mereka,” tambahnya.

Individu-individu yang lebih kaya terlihat jelas menghasilkan lebih banyak emisi karbon melalui konsumsi dan investasi mereka. Sementara itu, negara-negara miskin yang berada di dekat garis khatulistiwa menanggung beban akibat cuaca ekstrem dan kenaikan suhu.

Penelitian baru ini mencoba untuk secara khusus mengukur seberapa besar ketidaksetaraan dalam emisi yang menyebabkan kerusakan iklim.

Untuk menghasilkan analisis mereka, para peneliti memasukkan penilaian ketimpangan emisi gas rumah kaca berbasis kekayaan ke dalam kerangka kerja pemodelan iklim, yang memungkinkan mereka untuk secara sistematis mengaitkan perubahan suhu global dan frekuensi kejadian cuaca ekstrem yang terjadi antara 1990 dan 2019.

Dengan mengurangi emisi dari 10 persen, 1 persen dan 0,1 persen orang terkaya, mereka memodelkan perubahan iklim dan frekuensi kejadian cuaca ekstrem yang akan terjadi tanpa kehadiran mereka.

Dengan membandingkannya dengan perubahan yang telah terjadi, para peneliti yakin dapat menghitung tanggung jawab orang-orang terkaya terhadap krisis yang dihadapi dunia saat ini.

Pada 2020, suhu rata-rata global lebih tinggi 0,61 derajat Celcius dari 1990. Para peneliti menemukan bahwa sekitar 65 persen dari peningkatan tersebut dapat dikaitkan dengan emisi dari 10 persen orang terkaya di dunia, sebuah kelompok yang mereka definisikan sebagai orang dengan penghasilan lebih dari 42.980 Euro (Rp802 juta) per tahun.

Kelompok tersebut termasuk semua orang yang memiliki gaji rata-rata di Inggris untuk karyawan penuh waktu, yakni 37.430 Poundsterling.

Kelompok yang lebih kaya masih memikul tanggung jawab yang lebih tidak proporsional. Satu persen orang terkaya dengan penghasilan tahunan sebesar 147.200 Euro bertanggung jawab atas 20 persen pemanasan global. Sementara 0,1 persen orang terkaya yang berjumlah sekitar 800 ribu orang di dunia dengan penghasilan lebih dari 537.770 Euro bertanggung jawab atas 8 persen pemanasan global.

“Kami menemukan bahwa 10 persen orang terkaya menyumbang 6,5 kali lebih banyak terhadap pemanasan global dibandingkan dengan rata-rata, dengan 1 persen dan 0,1 persen terkaya menyumbang 20 dan 76 kali lebih banyak,” tulis para peneliti dalam makalahnya, yang diterbitkan di jurnal Nature Climate Change.

Rekan penulis Carl-Friedrich Schleussner mengatakan pemanasan global saat ini akan berbeda jika emisi yang dihasilkan semua orang seperti populasi global terbawah.

“Jika semua orang menghasilkan emisi seperti 50 persen populasi global terbawah, dunia hanya akan mengalami sedikit pemanasan tambahan sejak tahun 1990.”

Di sisi lain, jika seluruh populasi dunia melakukan emisi seperti yang dilakukan oleh 10 persen, 1 persen atau 0,1 persen populasi teratas, maka kenaikan suhu bisa mencapai 2,9 derajat Celcius, 6,7 derajat Celcius atau bahkan 12,2 derajat Celcius.

(lom/dmi)

[Gambas:Video ]



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *