16 Warga Maluku Tengah Disebut Tertembak, Polisi Klaim Peluru Karet



Ambon, Indonesia —

Sebanyak 16 warga Desa Tamilouw, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah diduga tertembak peluru karet aparat kepolisian pada Selasa (7/12) pagi. Penembakan terjadi saat polisi hendak menangkap pelaku perusakan tanaman warga Dusun Rohua dan pembakaran kantor desa Tamilouw.

Pembakaran itu terjadi pada awal November lalu. Pada Selasa (7/12) pagi, polisi mengepung Desa Tamilouw dengan sejumlah kendaraan taktis dan pasukan aparat kepolisian bersenjata.

Staf Kantor Desa Tamilouw, Rais, menceritakan penembakan itu bermula ketika warga berusaha mengadang polisi. Namun, kata dia, aparat justru mengarahkan senjata dan menembaki warga.

“Iya [ada penembakan] tadi pagi, 16 orang. Yang jelas, polisi saat itu mau menangkap [pelaku] pembakaran kantor desa, diadang oleh masyarakat,” ucap Rais kepada Indonesia.com pada Selasa (7/12).

Menurutnya, semua yang tertembak peluru karet adalah warga Tamilouw. Dua di antaranya perempuan, sisanya laki-laki. Warga yang tertembak langsung dilarikan ke rumah sakit dan puskesmas Tamilouw untuk mendapatkan penanganan.

“Sebagian ke rumah sakit kota dan sebagian ke puskesmas Tamilouw,” ujarnya.

Terpisah, Kabid Humas Polda Maluku Kombes M. Roem Ohoirat mengatakan polisi terpaksa mengeluarkan tembakan ke arah warga lantaran mereka melakukan pengadangan.

Ohoirat juga berkata warga saat itu sempat menyerang polisi hingga menyebabkan tujuh orang anggotanya mengalami luka-luka. Selain itu, lanjutnya, mereka juga sempat merusak empat kendaraan polisi.

“Iya, ada warga yang terkena tembakan, namun berapa jumlah kena peluru belum diketahui,” katanya.

Ohoirat mengklaim penembakan itu menggunakan peluru karet. Menurutnya, sebelum berangkat menuju lokasi penangkapan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terlebih dahulu.

“Semua peluru karet karena sebelum berangkat semua sudah diperiksa,” ucap Ohoirat.

Diketahui, perebutan tapal batas antara Suku Nualu Dusun Rohua dan warga Tamioluw berujung konflik. Konflik itu semakin memanas saat beberapa tanaman warga Dusun Rohua ditebang.

Tak berselang lama, konflik tersebut berakhir damai di Kantor Bupati Maluku Tengah. Namun, warga Desa Tamilouw tak setuju dan membakar kantor Desa pada November lalu.

Dalam video berdurasi 2 menit 50 detik tampak warga melakukan pengadangan terhadap polisi. Seorang perempuan sempat melakukan perlawanan dengan berjalan kaki menuju aparat karena suaminya terkena tembakan.

“Brimob Amahai brutal mengeluarkan tembakan mengenai warga, Brimob Amahai melakukan penembakan terhadap warga, warga Ampera empat terluka, Tamilouw pun demikian,” ucap seorang pria dalam video tersebut.

Video itu juga merekam sejumlah perempuan dan laki-laki melakukan pengadangan di tengah jalan setelah aparat bersenjata lengkap menyisir permukiman penduduk sambil menenteng senjata ke udara.

“Perempuan korban, perempuan korban,” demikian teriaki seorang perempuan sambil berjalan menuju polisi.

Sementara warga lain membunyikan tiang listrik sepanjang permukiman untuk mengajak orang-orang keluar dan melakukan perlawanan.

(yla/sai/pmg)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *