2 Suporter Pembakar Omah PSS Sleman Serahkan Diri, Motif Kecewa Hasil
Dua pelaku percobaan pembakaran kantor manajemen PSS Sleman atau Omah PSS di Seloharjo, Ngaglik, Sleman, menyerahkan diri. Keduanya merupakan suporter klub berjuluk Super Elang Jawa tersebut.
“Salah satu dari [kelompok] suporter itu lah. Menyerahkan diri semalam, makanya kami tidak tampilkan karena masih kami lakukan pengembangan,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Sleman AKP Ronny Prasadana, di kantornya, Yogyakarta, Rabu (1/12).
Kedua pelaku yang telah ditetapkan tersangka itu berinisial GD (36), warga Pundong, Bantul dan TL (26), warga Trimulyo, Sleman.
Ronny mengatakan dari pemeriksaan pertama para pelaku mengaku berbuat itu karena didasari kekecewaan terhadap manajemen klub serta performa PSS selama berkompetisi di Liga 1 2021-2022.
Menurut Ronny, kejadian ini diawali saat para pelaku mengikuti acara nonton bareng Persita Tangerang vs PSS yang disiarkan secara langsung dari Stadion Manahan, Minggu sore bersama komunitas suporter di Jalan Kaliurang, Ngaglik. Para pelaku sempat menenggak minuman beralkohol kala itu.
“Kemudian seiring berjalannya waktu, bahwa PSS mengalami kekalahan dengan skor 1-0 untuk Persita, namun waktunya belum habis, kemudian pelaku (GD) mengatakan kepada TL ‘ayo keluar, mainnya jelek’,” kata Ronny.
GD dan TL bersama seorang rekan mereka, GTX, menuju ke parkiran motor. Mereka memutuskan untuk menuju ke Omah PSS saat itu juga.
“Ayo neng Omah PSS wae, ngamuk (ayo ke Omah PSS saja, ngamuk),” ujar Ronny menirukan GD.
Selanjutnya, GD membonceng TL menaiki sepeda motor matic diikuti GTX di belakangnya. Sebelum sampai di lokasi tujuan, GD meminta TL membeli bensin 1 liter di sebuah warung pinggir jalan yang kemudian dimasukkan ke sebuah botol air mineral.
Sesampainya di Omah PSS, sekitar pukul 17.00 WIB, GD masuk melalui gerbang depan. Petugas keamanan setempat sempat menegur yang bersangkutan, namun tak digubris.
“Di ruang meeting, GD menuangkan bensin ke meja kayu, beberapa kursi, lantai, tembok. Lalu GD menyalakan korek api dan membakar meja kayu di lokasi,” urai Ronny.
Setelah melakukan aksinya, baik GD dan TL masih berada di lokasi untuk meluapkan kekecewaan dan emosi buntut kekalahan PSS hari itu. Mereka baru meninggalkan Omah PSS sekitar 10 menit kemudian.
Dikatakan Ronny, pasca penyelidikan awal, identifikasi, dan gelar perkara, jajarannya sempat mencari keberadaan para pelaku. Namun, mereka baru datang menyerahkan diri sehari setelahnya.
“Inisiatif, bersama rombongan (suporter) untuk berangkat ke Polres. Tapi sebelumnya kami sudah identifikasi, kami juga sudah menembusi keluarganya, agar permasalahan ini segera selesai,” ucap Ronny.
Ronny turut menekankan bahwa penyidikan dilakukan guna mengetahui ada tidaknya keterlibatan pelaku lain atau dalang di balik peristiwa ini. Termasuk menggali kemungkinan adanya motif lain.
Dari kasus ini, kata Ronny, polisi berhasil mengamankan serangkaian barang bukti. Meliputi, sepotong hoodie milik pelaku, masker warna putih, botol air mineral yang dipakai menyimpan bahan bakar, korek api, celana panjang, dan dua buah rekaman kamera pengawas CCTV.
Atas perbuatannya, para tersangka dijerat dengan Pasal 170 ayat (1), Pasal 187 ayat (1) ke (1) dan Pasal 406 ayat (1) KUHP Jo 55 KUHP.
“Pasal 55 ini membantu ya, turut serta,” tandas Ronny.
Sebelumnya diberitakan, Kantor Manajemen PSS Sleman yang berlokasi di Sariharjo, Ngaglik, Sleman, jadi sasaran percobaan pembakaran oleh orang tak dikenal (OTK), Minggu (28/11) sore.
Peristiwa yang terekam kamera pengawas CCTV dan kemudian viral di media sosial ini dibenarkan adanya oleh Kapolres Sleman AKBP Wachyu Tri Budi Sulistyono.
Wachyu berujar, peristiwa ini terjadi pada Minggu 28 November 2021 sore di tengah berlangsungnya laga lanjutan Liga 1 2021-2022 yang mempertemukan Persita Tangerang versus PSS di Stadion Manahan, Kota Solo.
Wachyu mengklaim tidak ada korban dalam kejadian ini. Kerugian hanya sebatas bekas terbakar pada properti di Omah PSS.
(kum/arh)