5 Ajaran Nilai Kebaikan Pada Anak Sejak Dini
Sejak kecil, anak perlu belajar berbagai hal dari orang tuanya, termasuk nilai-nilai kebaikan. Ajaran nilai kebaikan ini penting diberikan, sebagai bekal kehidupan mereka ketika tumbuh dewasa.
Psikolog anak dan remaja, Anastasia Satriyo mengatakan, orang tua menjadi manusia serta sosok pertama yang ditemui anak dan memiliki peran penting dalam hal mengajari serta menjadi contoh mereka dalam perihal kebaikan.
“Anak tidak bisa melakukan sesuatu kalau tidak ada contoh. Kalau belum ada pengalaman mencoba, diajarkan mencoba karena sulit memberi pemahaman bagi anak,” kata Anastasia dalam acara yang digelar Early Learning Center di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (11/11).
Kindness atau kebaikan, kata Anastasia, tak hanya soal berbagi. Menurutnya, kebaikan memiliki cakupan yang luas. Kebaikan bisa berwujud bagaimana membuat seseorang merasa hadir untuknya.
Sementara bagi anak, quality time bisa menjadi bentuk kebaikan dari orang tua ke anak.
Apalagi, lanjut Anastasia, anak memang belajar tentang kebaikan dari waktu-waktu berkualitas yang dia lakukan dengan orang tua mereka. Lalu, nilai kebaikan apa saja yang perlu diajarkan ke anak sejak dini?
Berikut hal-hal yang bisa dilakukan para orang tua untuk melatih kebaikan pada anak menurut psikolog.
1. Gunakan bahasa yang benar
Gunakan kata-kata yang baik dan sopan ketika bersama anak. Tak hanya itu, Anda juga bisa mengapresiasi setiap perilaku baik yang dilakukan anak.
“Misalnya, ‘Wah mama senang deh kucingnya dikasih makan sama kakak.’ Kata-kata ini bisa membuat dia merasa, ‘Oh jadi kalau aku melakukan ini bagus ya,'” kata Anastasia.
2. Bermain peran
Menurut Anastasia, anak-anak umumnya senang meniru dan melakukan sesuatu. Mereka juga lebih paham ketika belajar dari sesuatu yang dilihat.
Cobalah bermain peran dengan anak agar mereka bisa merasakan sesuatu lebih nyata.
3. Belajar beragam emosi
Beri tahu anak berbagai emosi, misalnya lapar, sedih, senang, marah. Coba latih anak dengan hal-hal tersebut dan tentunya, dengan bahasa yang baik.
4. Child lead
Bermain bukan berarti Anda yang menentukan. Mulailah mengikuti apa yang anak inginkan. Anak yang mendapat kesempatan untuk diikuti saat bermain lebih mudah berempati kepada orang lain.
“Anak tidak bisa dipaksa. Kalau dipaksa justru akan defensif dan melawan,” kata Anastasia.
5. Luangkan waktu berkualitas
Anda cukup meluangkan waktu 20 hingga 40 menit untuk anak. Lebih baik sedikit tapi sering menghabiskan waktu dengan anak demi tumbuh kembang anak lebih baik.
(tst/agn)