5 Alasan Ketiak Masih Bau Setelah Mandi
Apa masalah yang sepele tapi sangat mengganggu? Sebagian orang mungkin langsung menyebutkan bau badan. Satu komponen yang patut Anda salahkan untuk persoalan ini adalah keringat.
Sebenarnya berkeringat merupakan mekanisme tubuh untuk menurunkan suhu badan misalnya saat berolahraga. Sebagaimana dilansirĀ Medical News Today, ada sekitar 2-4 juta kelenjar keringat di tubuh. Sebagian disebut kelenjar keringat ekrin dan sebagian lagi apokrin.
Kelenjar ekrin mengeluarkan cairan bening dan tidak berbau. Namun saat mengering di kulit, kemudian timbul bau. Sedangkan kelenjar apokrin mengeluarkan cairan kental dan berbau saat bercampur dengan bakteri kulit.
Mandi kerap jadi jawaban akan ketiak yang bersih dan segar. Namun sebagian orang masih mencium bau tidak sedap bahkan setelah mandi. Kenapa?
Berikut lima penyebab ketiak masih bau setelah mandi.
1. Menggunakan antiperspiran setelah mandi
Menggunakan antiperspiran setelah mandi mungkin cara yang efektif mengusir bau. Padahal antiperspirant paling efektif digunakan sebelum tidur. Berbeda dengan deodoran, antiperspiran bekerja dengan menyumbat keringat di ketiak untuk mencegah keringat keluar.
“Karena kelenjar keringat kosong di malam hari, mereka bisa menyerap lebih banyak antiperspiran,” kata Marisa Garshick, asisten profesor dermatologis klinis di Cornell-New York Presbyterian Medical Center, seperti dikutipĀ Livestrong.
Sebagian besar produk antiperspirant dirancang untuk menahan keringat selama 24 jam, bahkan hingga setelah Anda mandi keesokan harinya. Jika Anda merasa masih memerlukan deodoran setelah mandi, tidak masalah. Sebelum menyapukan deodoran, pastikan ketiak dalam kondisi kering.
2. Bulu ketiak
Menyiangi bulu ketiak kerap dilakukan dengan alasan estetika. Namun Anda kini memiliki alasan tambahan sebab ternyata bulu ketiak menjebak lebih banyak keringat. Akibatnya, keringat memiliki lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan bakteri penyebab bau.
Kemudian kulit yang tertutup bulu lebih sulit dibersihkan. Jika Anda memiliki banyak bulu halus dan bermasalah dengan bau, sebaiknya pertimbangkan untuk mencukur atau waxing.
3. Ketidakseimbangan bakteri
Dalam kondisi normal, bakteri hidup di permukaan kulit baik bakteri ‘jahat’ maupun bakteri ‘baik’. Saat kondisi seimbang, tak ada masalah berarti. Sebaliknya, saat kondisi tidak seimbang, bakteri menimbulkan masalah.
“Biasanya bakteri ini berada dalam keadaan seimbang. Tapi terkadang keseimbangan itu bisa terganggu dan mengakibatkan pertumbuhan berlebih dari bakteri ‘jahat’ tertentu,” kata Garshick.
Dia menyarankan untuk mengganti sabun mandi Anda. Pilih sabun mandi dengan kandungan antibakteri.
4. Terapi pengobatan
Apa Anda menjalani pengobatan tertentu? Saat keringat makin bau dan mandi seolah tidak menolong kondisi Anda, maka obat-obatan yang dikonsumsi patut disalahkan.
Obat-obatan tertentu berpotensi memicu hiperhidrosis (keringat berlebih) dan memicu bau ketiak lebih kentara. Berdasar tinjauan Drug Safety pada Januari 2013 berikut obat-obatan yang mampu memicu bau ketiak.
– Inhibitor Kolinesterase seperti Aricept, Razadyne dan Exelon untuk obat Alzheimer dan demensia.
– Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs) seperti Zoloft, Prozac, dan Lexapro untuk mengobati depresi dan kecemasan.
– Opioid seperti Vicodin Percocet dan OxyContin untuk mengobati rasa sakit.
– Antidepresan misal, Norpramin, Elavil dan Pamelor untuk mengobati depresi dan OCD.
5. Infeksi
Cek lagi kondisi ketiak Anda. Jika ada benjolan mirip jerawat atau bisul, ini bisa jadi penyebab bau ketiak. Biasanya infeksi seperti ini disebabkan bakteri yang masuk di celah-celah luka.
“Kita semua punya folikel rambut kecil di ketiak dan ketika orang bercukur ada banyak pintu masuk kecil bagi bakteri yang berpotensi bermasalah untuk masuk dan mengakibatkan apa yang tampak seperti rambut yang tumbuh ke dalam. Tapi kalau berisi nanah, bisa jadi itu infeksi,” ujar Garshick.
(els/agn)