6 Mitos tentang Hubungan Seks


Jakarta, Indonesia —

Memiliki hubungan seks yang sehat menjadi dambaan setiap pasangan yang sudah menikah. Sebaliknya, kehidupan seks yang tidak sehat dapat menimbulkan masalah seperti stres, frustrasi, depresi, hingga penyakit menular seksual (PMS).

Dilansir dari Boldsky, ada beberapa mitos tentang hubungan seks yang dapat memengaruhi sehat atau tidaknya aktivitas intim di atas ranjang.

Maka dari itu ada fakta yang perlu diluruskan agar tetap aman berhubungan seks.

1. Menggunakan kondom bekas

ilustrasi penyakit seksualKondom bekas masih dapat digunakan termasuk mitos seputar seks (Ilustrasi Foto: Istockphoto/ PeopleImages)

Kondom merupakan salah satu alat kontrasepsi yang aman digunakan saat berhubungan seks. Namun, masih banyak yang percaya bahwa kondom yang sudah dipakai bisa digunakan kembali.

Faktanya, penggunaan kondom bekas saat berhubungan seks itu tidak benar. Memakai kondom bekas dapat menyebabkan infeksi hingga kehamilan karena bisa jadi kondom sudah robek.

2. Wanita tak bisa hamil saat haid

Mitos tentang hubungan seks ini cukup populer dan dipercaya oleh banyak orang. Hal ini dipercaya bahwa wanita yang sedang haid dan berhubungan intim tidak akan hamil.

Namun dalam beberapa kasus, wanita masih dapat hamil walaupun sedang haid lantaran sperma masih bisa bertahan hidup di dalam rahim selama lima hari.

3. Semakin besar Mr. P semakin puas

Ilustrasi ukuran penisMr. P yang besar dapat meningkatkan kepuasan wanita termasuk mitos tentang hubungan seks (Ilustrasi Foto: iStockphoto)

Sebagian besar pria masih percaya bahwa ukuran penis menentukan tingkat kepuasan saat berhubungan intim. Mereka percaya bahwa penis yang besar dapat memuaskan pasangan.

Dari sebuah studi menunjukkan bahwa hanya 2 inci bagian vagina yang sensitif, sehingga penis yang kecil pun sudah mampu memuaskan wanita.

Berdasarkan survei yang pernah dilakukan menunjukkan wanita menyukai pria dengan penis yang kecil karena sakit yang ditimbulkan tidak sesakit penis berukuran besar.

4. ‘Tarik keluar’ dapat mencegah kehamilan

Cara ini menjadi pilihan banyak pasangan yang belum berencana memiliki anak. Saat berhubungan intim, mereka sepakat untuk tidak mengeluarkan sperma di dalam vagina demi mencegah kehamilan.

Penis ditarik keluar sebelum mencapai ejakulasi. Padahal metode ini tak sepenuhnya tepat karena cairan awal yang keluar sebelum ejakulasi juga bisa mengakibatkan kehamilan.

5. PMS hanya diakibatkan seks penetratif

ilustrasi seksPenyakit menular seksual hanya ditularkan saat adanya penetrasi termasuk mitos tentang hubungan seks (Ilustrasi Foto: iStockphoto/nd3000)

Sebenarnya hal ini salah kaprah. Penyakit menular seksual (PMS) juga bisa ditularkan saat melakukan hubungan seks tanpa penetrasi sekalipun.

Seks oral atau berciuman bibir juga bisa menularkan beragam penyakit seksual.

6. Sehat selama tak ada gejala PMS

Bagi yang memiliki pasangan yang aktif secara seksual perlu melakukan pemeriksaan secara rutin.

Anda perlu tahu bahwa infeksi penyakit menular memiliki masa inkubasi yang cukup lama, bisa dalam hitungan bulan bahkan satu tahun hingga akhirnya menunjukkan gejala.

Tak ada gejala penyakit menular seksual (PMS) bukan berarti tubuh sehat menjadi satu mitos tentang hubungan seks. Seseorang bisa menularkan penyakit tanpa perlu menunjukkan gejala.

(auz/fef)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *