6 Pertanyaan yang Masih Sering Dipertanyakan



Jakarta, Indonesia —

Hari AIDS Sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pada bahaya penyakit AIDS karena oleh virus HIV. Pada tahun ini, hari AIDS menyerukan akses kesehatan yang merata untuk orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Laman resmi World Health Organization (WHO), pada 2020 saja, sekitar 37, 7 juta orang di seluruh dunia hidup dengan HIV, sekitar 680 ribu orang meninggal akibat HIV dan 1,5 juta orang dinyatakan terinfeksi HIV di tahun yang sama.

Ada beragam pertanyaan tentang HIV yang masih sering diajukan. Berikut beberapa FAQ soal HIV yang masih sering dipertanyakan:

1. Apakah obatnya sudah ditemukan?

Sampai saat ini obat yang dipakai oleh ODHA adalah obat antiretroviral (ARV). Obat ARV harus dikonsumsi setiap hari untuk menekan virus di dalam tubuh dan menjaga kekebalan tubuh ODHA.

ARV tak ubahnya ‘obat sakti’ bagi ODHA. ARV punya dua peran di antaranya menghambat perkembangan dan aktivitas virus.

“Jadi virus dibuat ngumpet atau tidur saja,” kata Adyana Esti, tenaga medis Klinik Angsamerah, Jakarta. Virus yang tak aktif dan beredar secara otomatis bakal menurunkan potensi penularan.

Namun, terapi ARV ini harus sesuai dengan petunjuk dokter. Konsumsi sembarangan, kata Esti, menyebabkan timbulnya resistensi terhadap terapi ARV itu sendiri.

2. Bagaimana penyebaran HIV di Indonesia?

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan mencatat hingga Maret 2021 lalu, jumlah orang dengan HIV mencapai 427.201 orang dan jumlah orang dengan AIDS mencapai 131.417 orang. 

3. Bagaimana pencegahan HIV?

HIV/AIDS masuk dalam jajaran penyakit paling ‘ditakutkan’ di dunia. Pasalnya, penyakit akibat infeksi virus HIV ini merusak sistem kekebalan tubuh.

AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome sendiri merupakan stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap tersebut, kekebalan tubuh sudah hilang sepenuhnya, sehingga sama sekali tak bisa melawan infeksi.

Berikut beberapa cara yang direkomendasikan Kemenkes RI untuk pencegahan penyakit mematikan HIV/AIDS.

1. Hindari perilaku berisiko, seperti hubungan seksual berisiko atau menggunakan narkoba jarum suntik.
2. Bila sudah melakukan perilaku berisiko tersebut, segera lakukan tes HIV.
3. Bila tes HIV negatif, lakukan perilaku aman untuk mencegah tertular HIV.
4. Bila tes HIV positif, jalani hubungan seksual yang aman, menggunakan kondom, serta menghindari penggunaan jarum suntik bergantian adalah pilihan terbaik.
5. Minum obat ARV sesuai dengan petunjuk dokter agar hidup tetap produktif.

Baca lebih lengkap di sini



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *