7 Alasan Sering Kram Otot Setelah Seks



Jakarta, Indonesia —

Apa seks selalu berakhir memuaskan? Jawabannya, tidak. Sebagian pasangan mungkin menikmati tidur nyenyak dalam dekap pelukan.

Sedangkan sebagian lain, terpaksa meringis kesakitan mulai dari efek penetrasi, bekas cengkraman tangan pasangan juga kram otot.

Anda tidak sendirian sebab masalah kram otot usai bercinta dialami banyak orang meski mereka enggan membicarakannya.

Sebagaimana dilansir Greatist, studi di Inggris menemukan 1 dari 10 wanita mengalami rasa sakit setelah hubungan seks termasuk kram. Kira-kira, apa saja penyebabnya?

Berikut tujuh penyebab kram otot setelah hubungan seks.

1. Penetrasi yang dalam

Kadang Anda tidak perlu terlalu khawatir saat mengalami kram perut setelah sesi panas bersama pasangan. Coba ingat-ingat lagi, seperti apa penetrasi yang tadi si dia lakukan.

Kram otot jadi tanda bahwa pasangan melakukan penetrasi sedikit terlalu dalam.

Penetrasi yang sampai ‘mencium’ mulut rahim (serviks) bisa mengakibatkan iritasi atau kram, terlebih jika Anda punya riwayat masalah serviks.

2. Masa ovulasi

Tiap bulan, kira-kira 2 minggu sebelum menstruasi terjadi, tubuh bersiap untuk kemungkinan kehamilan. Di periode ini, ovarium (indung telur) melepaskan sel-sel telur untuk memberikan peluang pembuahan. Proses ini disebut ovulasi.

Anda mungkin jarang menghitung periode menstruasi termasuk ovulasi sehingga tidak sadar sedang ovulasi. Kadang ovulasi menimbulkan kram khususnya setelah bercinta.

3. Orgasme

Orgasme tidak selalu seperti yang Anda temukan di film-film panas. Di momen klimaks ini orang bisa mengalami kram. Mengapa?

“Sebelum dan selama orgasme, detak jantung, nadi, tekanan darah dan napas meningkat. Segala otot di tubuh, khususnya area panggul, bisa makin tegang, mengencang dan kram,” jelas Sherry A. Ross, dokter kandungan di Santa Monica, California, seperti dikutip Insider.

4. Penyakit menular seksual

Penyakit menular seksual seperti klamidia dan gonore bisa mengakibatkan rasa sakit selama dan setelah hubungan seks. Jenis penyakit menular seksual ini bisa menimbulkan penyakit inflamasi panggul (pelvic inflammatory disease/PID).

Ross menjelaskan PID bisa membawa rasa sakit di area panggul, kemudian kram selama dan setelah bercinta.

Dia mengingatkan untuk peka dengan gejala-gejala umum penyakit menular seksual seperti keputihan berlebihan dan berbau, lalu gatal-gatal di area genital.

5. Infeksi saluran kencing

Secara anatomis, letak kandung kemih dan vagina berdekatan. Pun keduanya terkoneksi sebab kemih benar-benar berada di depan dinding vagina.

Saat ada masalah infeksi saluran kencing (ISK), kemih meradang sehingga timbul rasa sakit setelah hubungan seks sebab seks menekan organ yang meradang ini.

Cek lagi jika Anda memiliki gejala-gejala ISK sebagai berikut: kencing lebih sering dari biasanya, keinginan kuat untuk kencing tapi volume urine tak seberapa, warna urine keruh dan berbau juga sakit di area panggul.

6. Vaginismus

Vaginismus patut dicurigai sebagai penyebab kram. MenurutĀ Medical News Today, vaginismus terjadi ketika otot-otot vagina tanpa sadar berkontraksi saat seseorang mencoba memasukkan sesuatu.

Kontraksi terjadi selama penetrasi, pemeriksaan medis di vagina juga saat menggunakan tampon.

7. Fibroid rahim

Fibroid rahim (uterine fibroid) merupakan pertumbuhan jinak dan non-kanker di rahim. Jaringan bisa tumbuh di dinding rahim atau menonjol keluar dari rahim.

“Dorongan selama penetrasi benar-benar dapat mengenai fibroid dan mungkin ada rasa sakit dari pertumbuhannya yang akan terasa seperti kram otot,” kata Mary Jane Minkin, dokter di Sexual Intimacy & Menopause Program, Yale Medicine.

(els/agn)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *