7 Fakta Omicron, Varian Covid-19 yang Masuk Indonesia



Jakarta, Indonesia —

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan telah mendeteksi pasien Omicron pertama di Indonesia, Rabu (15/12). Terdapat sederet fakta dari varian Omicron atau B.1.1.529 itu.

Pasien pertama tersebut berada di Wisma Atlet di Jakarta. Pasien tersebut merupakan petugas kebersihan di Wisma Atlet, usai melakukan Whole Genome Sequences (WGS) secara rutin.

Sejak November lalu WHO telah mengkonfirmasi varian baru Omicron yang pertama dideteksi di Afrika Selatan. Saat ini WHO melabeli varian tersebut sebagai Varian of Concern atau varian yang menyebabkan peningkatan penularan.

1. Asal-usul Omicron

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengatakan varian Omicron pertama kali teridentifikasi di Afrika Selatan 9 November lalu, dan menjadikan Omicron pada Variant of Concern(VOC).

VOC artinya adalah varian yang menjadi perhatian karena memiliki tingkat penularan tinggi, virulensi yang tinggi, dan menurunkan efektivitas diagnosis, terapi serta vaksin yang ada.

2. Lebih Mudah Menyebar

Menurut CDC Amerika Serikat, varian Omicron kemungkinan akan menyebar lebih mudah daripada virus SarS-CoV-2 sebelumnya. Bukti sejauh ini menunjukkan bahwa Omicron lebih cepat menyebar daripada varian lainnya, bahkan varian Delta.

Bukti paling awal datang dari Afrika Selatan, di mana Omicron berkembang pesat menjadi dominasi di satu provinsi. Di negara lain para peneliti telah mengungkap bahwa kasus Omicron berlipat ganda setiap dua atau tiga hari.

Rentang waktu tersebut dinilai jauh lebih singkat daripada yang dibutuhkan varian Delta untuk berlipat ganda, menurut laporan New York Times.

3. Omicron Bergejala Ringan

Seorang dokter asal Afrika Selatan yang pertama mencurigai gejala Omicron, mengatakan sejauh ini gejala pada Omicron ringan, dan dapat dirawat di rumah.

Angelique Coetzee, ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, mengatakan kepada Reuters bahwa varian Omicron tidak seperti Delta. Sejauh ini pasien belum melaporkan kehilangan penciuman atau rasa dan tidak ada penurunan besar dalam kadar oksigen dengan varian baru.

Omicron telah muncul ketika banyak negara di Eropa sudah berjuang melawan lonjakan infeksi Covid-19, dengan beberapa memberlakukan pembatasan aktivitas sosial untuk mencoba menghentikan penyebaran virus Corona.

WHO hingga saat ini belum jelas mencatat apakah infeksi Omicron menimbulkan gejala lebih parah dibandingkan infeksi dengan varian lain, termasuk Delta.

Sementara itu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa virus corona (Covid-19) varian Omicron atau yang dikenal sebagai B.1.1.529 kemungkinan besar memiliki kecepatan dalam penularan dan mampu menurunkan kemampuan antibodi dari infeksi alamiah dan vaksinasi.

“Omicron ini studinya masih berjalan. Untuk transmisi penularan, kemungkinan besar dia lebih cepat penularan. Apakah dia bisa escape immunity atau menurunkan kemampuan antibodi dari infeksi atau vaksinasi sebelumnya? Kemungkinan besar iya,” kata Budi dalam konferensi persnya, Minggu (28/11).

Simak fakta Omicron lainnya di halaman berikutnya..


Kasus Kematian Akibat Omicron


BACA HALAMAN BERIKUTNYA



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *