7 Teh Langka di Dunia, Ada yang Pupuknya Pakai Kotoran Panda

Daftar Isi
Jakarta, Indonesia —
Menikmati teh jadi salah satu cara merayakan Hari Teh Internasional. Namun untuk deret teh langka berikut, mungkin Anda bakal pikir panjang sebelum menyeduhnya.
Teh merupakan minuman yang memiliki sejarah panjang dan dinikmati sejak ribuan tahun silam. Penemuan teh berawal dari Kaisar Shen Nong dari Tiongkok yang tidak sengaja merebus air di bawah pohon teh.
Hasil seduhannya meraih popularitas dengan cepat karena rasanya segar dan punya manfaat kesehatan. Kemudian teh pun menyebar ke seluruh penjuru Asia dan jadi bagian dari budaya dan tradisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rasa nikmat, harga bikin tercekat
Teh apa yang biasanya Anda minum? Selama ini orang mengenal teh sudah dalam bentuk kemasan dalam berbagai merek. Namun di antara banyak jenis teh, beberapa teh berikut terbilang langka dan tentu saja harganya mahal.
1. Da Hong Pao – China
Da Hong Pao berasal dari Pegunungan Wuyi, Tiongkok. Teh ini termasuk jenis teh oolong yang populer berkat rasa dan khasiatnya.
Teh dipanen dari pohon induk kuno yang hampir punah. Seperti dilansir dari Business Day Nigeria, pohon hanya tersisa enam batang di bumi. Kelangkaan ini membuat Da Hong Pao harganya selangit. Sebanyak satu kilogram teh dihargai US$1,2 juta.
2. Panda Dung – China
Teh Panda Dung atau Panda Dung Tea merupakan teh hijau dari Ya’an, Sichuan, China. Sesuai namanya, proses pemupukan teh melibatkan kotoran panda.
Kenapa kotoran panda? Panda hanya mencerna sebagian kecil bambu yang dimakan sehingga kotoran jadi kaya nutrisi dan memperkaya tumbuhan teh. Metode ini membuat teh Panda Dung dihargai US$70 ribu per kilogram.
3. Yellow Gold Tea Buds – Singapura
Yellow Gold Tea Buds hanya dipanen setahun sekali menggunakan gunting emas. Daun teh dihiasi serpihan emas 24 karat yang bisa dimakan.
Secara historis, teh ini dikenal sebagai teh kaisar China. Teh pun dijual US$7.800 (sekitar Rp128 juta) per kilogram.
4. Silver Tips Imperial Tea – India
|
Silver Tips Imperial Tea berasal dari perkebunan teh Makaibari di Darjeerling, India. Teh dibuat dari kuncup teh termuda dan dipetik hanya pada malam bulan purnama. Pemrosesan minimal membuat teh mampu mempertahankan rasanya yang lembut.
Kelangkaan dan proses panen yang tidak mudah membuatnya jadi salah satu teh termahal. Dalam sebuah lelang pada 2014, Silver Tips Imperial Tea terjual US$1.850 (sekitar Rp30 juta) per kilogram.
5. Gyokuro – Jepang
Dalam bahasa Jepang, ‘gyokuro’ berarti embun mutiara atau embun giok. Gyokuro dianggap sebagai salah satu teh hijau bermutu tinggi di Jepang.
Teh ini dibudidayakan di distrik Uji. Teh ditanam di bawah naungan tikar jerami selama empat minggu. Teknik ini membuat teh mempertahankan asam amino L-theanine sehingga rasa umami teh meningkat.
Gyokuro kali pertama ditemukan pada 1835 dan dihargai US$650 (sekitar Rp10 juta) per kilogram.
6. Tieguanyin – China
Berasal dari Anxi, Fujian, China, Tieguanyin memiliki aroma bunga dan rasa manis creamy yang nikmat. Teh oolong premium ini diproses dengan cara tradisional sehingga harganya mahal. Untuk Tieguanyin kualitas terbaik dihargai US$3 ribu (hampir Rp50 juta) per kilogram.
7. Pu’erh – China
Teh Pu’erh ditemukan pada abad 18 dan dianggap sebagai teh tertua. Teh ini tergolong langka dan mahal apalagi pemrosesannya yang rumit.
Ada jenis daun teh yang difermentasi mikroba dan ada pula beberapa pohon tempat teh dipanen sudah berusia ribuan tahun. Teh ditanam di provinsi Yunnan, Tiongkok Barat Daya. Pu’erh dijual US$10 ribu per kilogram.
(els/els)