Belarus Ancam Putus Jalur Gas ke Eropa Imbas Seteru Krisis Pengungsi



Jakarta, Indonesia —

Belarus mengancam akan memutuskan pipa jalur gas dari Rusia ke Eropa yang melewati negaranya, menyusul masalah pengungsi di perbatasan dengan Polandia yang terus memburuk.

Ultimatum itu diutarakan Presiden Alexander Lukashenko sebagai respons atas ancaman Uni Eropa yang mempertimbangkan menjatuhkan sanksi terhadap Belarus terkait krisis pengungsi di perbatasan.

“Kami membuat suhu Eropa hangat di musim dingin, dan mereka masih mengancam bakal menutup perbatasan,” kata Lukashenko.

“Dan bagaimana jika kami memotong (pipa transit) gas alam ke negara itu? Jadi saya merekomendasikan pemimpin Polandia, Lithuania, dan negara lain yang tidak punya otak lainnya untuk berpikir dahulu sebelum mereka berbicara,” paparnya menambahkan seperti dikutip The Guardian.

Ancaman memutus jalur pipa gas di sepanjang pipa Yamal-Eropa dari Rusia ini merupakan upaya menambah tekanan kepada Uni Eropa yang telah menjatuhkan sanksi terhadap Belarus baru-baru ini.

Jika pemutusan jalur gas terjadi, Uni Eropa terancam mengalami krisis energi di tengah lonjakan harga gas akibat krisis energi internasional.

Eksodus ribuan pengungsi dari Timur Tengah dan Afrika terus terjadi di perbatasan Belarus menuju Polandia.

Uni Eropa menuduh Belarus sengaja memicu krisis imigran di perbatasan agar menciptakan ketidakstabilan di kawasan. Negara-negara Eropa menuding Belarus sengaja membuka pintu pada pengungsi untuk pada akhirnya menuju Polandia dan negara lainnya di kawasan.

Uni Eropa menduga Lukashenko ingin balas dendam atas sejumlah sanksi yang dijatuhkan blok itu sebelumnya karena pelanggaran hak asasi manusia di negara pecahan Uni Soviet tersebut.

Lukashenko membantah tuduhan itu dan balik menuding Eropa dan AS pematik kekacauan.

Di tengah kisruh ini, para imigran menjadi korban. Video yang tersebar di media sosial memperlihatkan arus imigran masuk melalui Minsk tidak melambat. Ratusan imigran pengungsi dilaporkan tiba melalui Minsk setiap hari.

Ribuan pengungsi saat ini dilaporkan masih terjebak di perbatasan Belarus dan Polandia di tengah kondisi cuaca musim dingin yang ekstrem. Polandia sendiri selama ini menerapkan kebijakan keras dan ketat terhadap pengungsi.

Polandia menegaskan tidak akan membuka pintu bagi para pengungsi. Negara itu melaporkan ada sekitar 468 upaya ilegal untuk melintasi perbatasannya.

Dikutip The Washington Post, para pengungsi bahkan dilaporkan mencoba memotong kawat berduri menggunakan kayu untuk menerobos masuk. Polandia juga telah mengerahkan ratusan pasukan ke perbatasan untuk memukul mundur para pengungsi.

Salah satu warga Suriah yang mengungsi via Belarus, Youssef Atallah, mengaku dipukuli setelah ditangkap aparat setempat bersama empat orang lainnya.

Tak hanya itu, Border Aid, kelompok sukarelawan pekerja medis Polandia, dilaporkan tidak diizinkan untuk merawat para migran di zona eksklusif yang ditetapkan otoritas setempat.

Padahal, ada pengungsi yang mengalami hipotermia, dehidrasi, kelaparan, keracunan makan, dan trauma. Banyak dari mereka bahkan perempuan yang sedang hamil dan anak-anak. 

Sejumlah negara tetangga Belarus bahkan khawatir krisis pengungsi ini lambat laut meluas menjadi konflik militer.

(pwn/rds)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *