‘Sesuatu’ di Bibir Katak Jantan Jadi Senjata Pikat Betina



Jakarta, Indonesia —

BibirĀ katak jantan dilaporkan mengandung feromon yang diduga berfungsi untuk memikat katak betina.Hal ini ditunjukkan oleh penelitian terbaru pada spesies katak genus Plectrohyla.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Froniers in Zoology menjelaskan pendekatan yang lebih langsung oleh jenis katak ini.

Jantan dari spesies ini terlibat dalam hal yang disebut ‘kawin traumatis’ untuk meningkatkan peluang keberhasilan reproduksi mereka, menggunakan gigi khusus untuk secara efektif menggoreskan feromon mereka ke betina.

Ternyata, hal semacam ini tidak jarang terjadi di antara hewan-hewan amfibi.

“Perkawinan traumatis dapat diamati pada banyak spesies hewan,” kata penulis utama penelitian, Lisa M Schulte, seperti dikutip dari IFLScience.

“Banyak spesies katak menusuk betina dengan duri di ibu jari mereka selama amplexus. Kemungkinan ini digunakan untuk melakukan transfer feromon,” tambahnya.

Ampleksus adalah istilah yang digunakan untuk menyebut posisi seks katak dan kodok saat kawin. Pada posisi tersebut pejantan terlihat menggenggam betina dari belakang.

Kemudian dalam studi tentang katak ini, para peneliti menyelidiki apakah gigi memanjang dan bibir bengkak katak Plectrohyla jantan juga digunakan untuk mentransfer feromon selama perkawinan traumatis.

Saat melakukan pengamatan, para peneliti mengungkapkan bahwa pejantan menggunakan bibir mereka yang besar untuk mendorong punggung betina selama amplexus.

Hal tersebut meninggalkan goresan kecil di belakang yang dihasilkan oleh gigi khusus katak.

Contoh dari katak tersebut mengungkapkan bahwa mereka mengandung kelenjar lendir khusus yang terlihat mirip dengan bagian amfibi yang mengeluarkan feromon.

Selanjutnya, tujuan penelitian mereka dikonfirmasi dengan ‘sequencing’ seluruh transkriptom yang menunjukkan protein faktor seperti prekursor sodefrin, feromon yang dikenal ada di amfibi.

Namun, feromon berasosiasi dengan banyak perilaku yang berbeda (seperti kawanan belalang). Saat ini tidak ada cukup bukti tentang apa yang sebenarnya menjadi tujuan dari feromon ‘gigitan cinta’ pada katak ini.

Menurut Schulte, ada kemungkinan bahwa feromon tersebut dapat mempercepat waktu bertelur betina.

Namun apa yang membuat penelitian ini menonjol adalah pendekatan unik yang dilakukan spesies tersebut.

“Kami sebelumnya telah menemukan beberapa spesies katak memiliki kelenjar yang mengandung feromon potensial,” kata Schulte.

“Namun, semua spesies ini tampaknya mentransfer molekul-molekul ini ke hidung betina. Hasil yang paling menarik dari penelitian ini adalah tampaknya ada jalur yang berbeda, di mana feromon ditransfer [melalui kulit],” tambahnya.

Lebih lanjut, para peneliti mengungkapkan harapannya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang efek feromon jantan pada betina selama berkembang biak di antara katak dan kodok.

(lnn/fjr)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *