Kembali Reuni dalam Afterlife, Pemain Asli Ghostbusters Bernostalgia



Jakarta, Indonesia —

Keterlibatan para pemain asli Ghostbusters dalam Afterlife rupanya menghujani mereka dengan segudang kenangan kala menjalani dua proyek pertama waralaba ini nyaris empat dekade lalu.

Dalam Ghostbusters: Afterlife, para pemain inti Ghostbusters yang masih hidup kembali. Mereka adalah Bill Murray, Dan Aykroyd, dan Ernie Hudson. Kemudian juga ada Sigourney Weaver dan Annie Potts.

Kemunculan para pemain ini setelah 32 tahun semenjak Ghostbusters II (1989) terbilang spesial. Hal ini mengingat proyek Ghostbusters III yang mestinya dilaksanakan gagal karena ketidakcocokan jadwal para pemain hingga perbedaan visi dengan pihak studio.

Hingga puluhan tahun kemudian, putra dari sutradara dua film asli Ghostbusters Ivan Reitman, Jason Reitman, berhasil membujuk Dan Aykroyd selaku kreator waralaba Ghostbusters untuk mengatakan “OK” pada Afterlife.

“Daya tarik utama dari film ini adalah kami menambahkan DNA asli dari dua film pertama dan membawanya ke film ini dalam banyak cara melalui pengaruh Harold [Ramis],” kata Aykroyd kala mengatakan alasannya menyetujui dan bersedia bergabung.

“Itu akan ada dalam film ini sebagai hal yang nyata melalui Jason yang merupakan seorang Reitman,” lanjutnya seperti dalam catatan produksi Ghostbusters Afterlife yang diterima Indonesia.com.

Murray punya pendapat lain. Aktor senior yang dulu disebut-sebut paling sulit untuk bergabung dengan Ghostbusters III karena jadwalnya begitu padat ini menyebut Afterlife membuatnya terkenang masa lalu.

“Kami mengendarai mobil berkeliling Manhattan. Tidak berhenti. Polisi tidak tahu siapa kami sebenarnya,” kata Murray mengenang kembalinya mobil Ecto-1 dalam film Afterlife.

Kenangan akan 40 tahun lalu itu juga muncul kala melihat kostum yang digunakan pada 1984 hadir kembali dalam Afterlife. Murray menyebut mereka pernah dikira sebagai petugas pemerintah karena mengenakan kostum itu sambil berjalan-jalan di Manhattan.

Segala kenangan itu muncul disebut Ivan Reitman sebagai salah satu dampak keputusannya membuat produksi Ghostbusters (1984) kala itu ‘menyatu’ dengan keseharian New York City yang padat.

lanjut ke sebelah..


Dari Kakek hingga Cucu


BACA HALAMAN BERIKUTNYA



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *