Wali Kota Makassar Sebut Genangan Cukup Tinggi, Bukan Banjir



Makassar, Indonesia —

Wali Kota Makassar, Ramdhan Pomanto mengatakan genangan air yang muncul di sejumlah titik bukan sebagai banjir. Danny menyebut genangan air yang cukup tinggi ini dipicu rob serta intensitas hujan tinggi.

“Hampir semua ada genangan yang cukup tinggi. Kenapa saya katakan genangan? Bukan banjir. Karena ini lebih pada pengaruh rob atau air laut tinggi. Tadi malam itu paling tinggi dan curah hujan kita paling besar ini pagi,” kata Danny, Selasa (7/12).

Danny mengatakan sejumlah warga terdampak genangan tinggi ini telah dievakuasi Tim SAR gabungan. Namun, tak sedikit warga tetap bertahan di rumah masing-masing.

“Sementara warga yang dievakuasi untuk jumlahnya masih kita data dulu,” ujarnya.

Menurut Danny, beberapa wilayah yang kerap dilanda banjir saat saat ini tak mengalami ketinggian air yang parah. Ia mengaku sudah mengeruk sejumlah saluran air sejak April 2021.

“Justru lokasi banjir kronis tidak parah lagi. Karena kita sudah lakukan pengerukan di awal,” katanya.

Lebih lanjut, Danny, menyebut pihaknya telah mengerahkan pompa untuk menyedot air yang menggenangi beberapa ruas jalan, seperti di Jalan AP Pettarani. Ia menjamin roda perekonomian tak akan lumpuh akibatkan banjir tersebut.

“Perekonomian tidak lumpuh, tetap jalan. Memang ada hambatan karena transportasi barang terganggu,” ujarnya.

Anak-anak Tak Bisa Sekolah

Banjir menggenangi sejumlah rumah di Kompleks Swadaya Mas, Kelurahan Batua, Kecamatan Manggala, Kota Makassar. Ketinggian air mencapai 1 meter sejak Senin (6/12) malam.

Banjir membuat anak-anak tak bisa berangkat sekolah. Beberapa warga juga mulai mengungsi ke tempat yang lebih aman seperti di Masjid At Thoyyibah, Makassar.

“Ada dua anakku semuanya sekolah dan terpaksa mengungsi di sini. Bagaimana mau pergi sekolah, sementara seragamnya basah di rumah,” kata Nuraini (36), Selasa (7/12).

Warga lainnya, Suriawati mengalami hal yang sama. Ia terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Dua anaknya yang duduk di bangku SD dan SMP juga tak bisa sekolah.

“Ini anak ku dua orang yang sudah sekolah dan masuk siang. Hari ini sudah ujian semester. Tapi tidak tahu bagaimana karena ini seragamnya ada di rumah yang basah karena banjir,” ujarnya.

Berdasarkan data yang dihimpun, sebanyak 178 warga terdampak banjir mengungsi ke Masjid At Thoyyibah. Sejumlah warga lainnya tengah diungsikan ke tempat lain dengan menggunakan perahu karet milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar.

(mir/fra)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *