Polri Ucap Terima Kasih usai Dikritik, Pakar Nilai Tak Ada Cara Lain



Jakarta, Indonesia —

Pengamat komunikasi politik Universitas Padjadjaran Kunto Adi Wibowo menilai respons Polri yang seolah pasrah dihantam tagar #PercumaLaporPolisi dan #SatuHariSatuOknum.

Dia menilai Mabes Polri memang harus menerima kritik pedas atas Korps Bhayangkara dari netizen itu karena sudah tidak ada jalan lain.

Kunto mengatakan Polri sedang menghadapi krisis legitimasi saat ini, terutama usai kasus kekerasan seksual oleh Bripda Randy Bagus Sasongko. Oleh karena itu menurutnya, satu-satunya jalan bagi Polri adalah menerima apapun kritik dari pengguna media sosial.

“Kepercayaan publik rendah, banyak kasus yang mendera, ramai #SatuHariSatuOknum, #PercumaLaporPolisi, sehingga kalau merujuk teks buku komunikasi ya enggak ada cara lain, kecuali enggak boleh denial,” kata Kunto saat dihubungi Indonesia.com, Senin (6/12).

Lebih lanjut, Kunto menyarankan Polri menyusun gebrakan untuk segera pulih dari krisis kepercayaan publik. Salah satu langkah yang bisa ditempuh adalah membuat rancangan perbaikan kinerja Polri.

Dia yang juga dikenal sebagai Direktur Eksekutif KedaiKOPI itu menjelaskan Polri perlu meyakinkan publik bahwa ada upaya memperbaiki kinerja. Langkah itu juga harus langsung menyasar isu yang jadi sorotan publik, misalnya kasus kekerasan seksual.

“Mumpung belum melebar ke mana-mana kasusnya, segera perbaiki dengan aturan kekerasan seksual sendiri di polisi. Itu satu hal positif, memberikan sanksi, menerima kekerasan seksual yang dilakukan polisi,” ujar Kunto.

Polri disarankan untuk menumbuhkan kembali harapan di benak publik. Kunto berpendapat langkah itu harus ditempuh sebelum pergantian tahun.

“Tahun baru bisa jadi lembaran baru, secara psikologis orang punya harapan baru,” tutur Kunto, “Harusnya segera diisi oleh Polri dengan komunikasi, ‘Tahun depan kita punya program a, b, c, d, e untuk memperbaiki.”

Sebelumnya, kepolisian jadi sasaran amarah warganet di media sosial. Peristiwa itu terjadi setelah kematian NW, mahasiswa yang jadi korban pemerkosaan dan pemaksaan aborsi. Pelaku kekerasan seksual terhadap NW adalah anggota Polres Pasuruan Bripda Randy Bagus Sasongko.

Tagar #PercumaLaporPolisi dan #SatuHariSatuOknum kembali menghangat. Dua tagar itu populer dalam beberapa bulan terakhir setelah sejumlah pelanggaran hukum aparat kepolisian.

Mabes Polri merespons tagar itu dengan ucapan terima kasih. Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan dua tagar itu adalah bukti kepeuian masyarakat terhadap perbaikan Polri.

“Kami ucapkan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh masyarakat yang menginginkan Polri menjadi organisasi yang baik yang dicintai masyarakat dan dapat melaksanakan tugas secara profesional sesuai dengan arah kebijakan Bapak Kapolri,” ujar Dedi kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Senin (6/12).

(dhf/kid)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *