Taman Ashaafean, ‘Warisan’ Moamer Kadhafi yang Merana



Jakarta, Indonesia —

Cagar alam di dekat ibu kota Libya yang dilanda perang yang telah lama menjadi tempat perlindungan bagi hyena, burung langka, dan tanaman kini terancam karena perubahan iklim dan aktivitas manusia.

Dua jam berkendara ke timur Tripoli ke pegunungan Nafusa, taman Ashaafean ditambahkan ke daftar cagar biosfer UNESCO pada bulan lalu.

Kawasannya termasuk hutan kering, padang rumput dan gurun di tepi Sahara — habitat ideal untuk burung besar houbara bustard yang semakin langka.

“Perubahan iklim yang sedang berlangsung, kurangnya curah hujan dan gelombang panjang kekeringan di musim panas telah membuat cagar alam itu rentan terhadap kebakaran berulang dalam beberapa tahun terakhir,” kata Anas al-Qiyadi, dari Libyan Wildlife Trust.

Seiring dengan penebangan dan konstruksi ilegal, faktor-faktor ini telah “merusak keanekaragaman flora dan fauna,” katanya.

Namun Qiyadi berharap, daftar UNESCO akan membantu melindungi taman tersebut.

“Area inti cagar biosfer seluas 83.060 hektare (sekitar 205.000 hektare) adalah rumah bagi berbagai spesies langka dan/atau terancam punah,” kata badan kebudayaan PBB di situs webnya.

Mereka termasuk 350 spesies tanaman, beberapa obat atau aromatik, serta burung, reptil dan mamalia yang terancam punah.

Sekitar 65 ribu orang juga tinggal di area taman yang lebih luas.

Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya…

Taman Ashaafean, ‘Warisan’ Moamer Kadhafi yang Merana


BACA HALAMAN BERIKUTNYA



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *