Said Aqil dan Yahya Staquf



Jakarta, Indonesia —

Gelaran muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) telah disepakati untuk tetap dilaksanakan di Lampung, 23-25 Desember 2021. Salah satu agenda utama dalam gelaran itu adalah menentukan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Dalam penentuan yang telah disepakati secara voting itu sejauh ini sudah dua bakal kandidat yang menyatakan kesediaannya untuk maju. Mereka adalah Ketua Umum petahana PBNU Said Aqil Siradj dan Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf.

Said telah mendeklarasikan kesediaannya untuk maju kembali dicalonkan jadi ketua umum kemarin.

“Saya siap untuk menaati perintah kiai sepuh dan mengabulkan permohonan PWNU dan PCNU, sehingga saya siap dicalonkan kembali di Muktamar akan datang,” kata Said dalam konferensi pers di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (8/12).

Said mengklaim sebagian besar pengurus NU di daerah berkeinginan meneruskan pelbagai program yang telah dicanangkannya ke depan.

Di tempat yang sama, Ketua PBNU Marsudi Suhud mengklaim bahwa 28 PWNU dan 364 cabang telah mendukung Said untuk maju kembali sebagai Caketum PBNU.

Ia mengatakan alasan para pengurus wilayah dan cabang itu variatif mendukung kembali Said. Salah satunya karena program kerja yang dikerjakan Said terlihat hasilnya selama ini.

“Mereka mengucapkan terima kasih atas karya yang sudah bisa dilihat oleh anak cucu kita. Universitas jelas tambah. Ada 43 universitas. Tambah terus. Nah, yang diminta lagi rumah sakit harus diprogramkan. Dan ditambah terus. Kemarin sudah dibangun besok semua wilayah ini mintanya,” kata Marsudi

Hadir dalam kesempatan ini Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini, Ketua PBNU Marsudi Suhud, Robikin Emhas, Wasekjen PBNU Imdadun Rahmat, Ketua IKA PMII Ahmad Muqowam hingga politikus PKB Abdul Kadir Karding.

Yahya Staquf Klaim Didukung Mayoritas PWNU se-Indonesia

Di sisi lain, sehari sebelumnya, Yahya Staquf mengklaim dirinya telah mendapat dukungan dari mayoritas pengurus wilayah NU atau PWNU seluruh Indonesia untuk maju di Muktamar ke-34 pada 23-25 Desember mendatang.

Yahya menyebut telah mendapat dukungan 24 dari total 32 PWNU aktif di seluruh Indonesia untuk menggantikan petahana Said Aqil Siraj. Jumlah itu, kata dia, belum termasuk pengurus Rais Syuriah yang akan ikut mengonsolidasikan dukungan pengurus cabang.

“Sejauh ini, saya sangat, hitungan kami bahwa kami sudah punya dukungan mayoritas,” kata Yahya saat ditemui di Hotel Bidakara kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (7/10) malam.

Mantan Juru Bicara Presiden era Kepresidenan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu mengklaim telah bertemu dengan mayoritas pengurus cabang dan wilayah NU di seluruh Indonesia dan telah menyatakan dukungan .

“Saya sudah bertemu dengan sebagian besar cabang, dan wilayah. Kalau suara dengan ketua PWNU-nya saja, karena yang memilih adalah ketua tanfidiyah, itu ada 24 PWNU,” tambahnya.

Sebagai informasi, Masa bakti kepengurusan PBNU hasil Muktamar Jombang 2015 seharusnya sudah berakhir pada 2020. Namun, rencana Muktamar pada 2020 di Lampung untuk menentukan kepengurusan yang baru tertunda karena pandemi Covid-19.

Pada Muktamar ke-34 mendatang, seperti yang telah disepakati Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar NU yang digelar di Jakart apada25-26 September lalu disepakati untuk penentuan siapa yang akan menjadi ketua umum akan dipilih melalui metode voting, sementarapemilihan Rais Aam PBNU nantinya akan dipilih melalui metode Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa).

Metode ahwa adalah upaya menemukan pemimpin baru secara musyawarah yang diwakilkan pada institusi khusus yang berisi orang-orang berpengaruh di antara warga NU-umumnya kiai sepuh. (kid)

(kid)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *