Kesetaraan Vaksinasi dan Ancaman Lonjakan Kasus Covid-19 Akhir Tahun



Jakarta, Indonesia —

Meski indikator Covid-19 RI dalam posisi terkontrol, angka vaksinasi yang belum mencapai target serta pintu kedatangan dari luar negeri yang tak ketat bisa jadi ‘bahan bakar’ lonjakan kasus di masa Natal dan Tahun Baru 2022.

Hal itu dikatakan sejumlah pakar terkait pembatalan rencana penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di seluruh wilayah Indonesia pada periode Natal dan Tahun Baru.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim keputusan itu diambil karena Indonesia sudah lebih siap. Itu, sambungnya, terlihat dari jumlah tes dan telusur yang lebih tinggi dari tahun lalu, serta didukung vaksinasi Covid-19 dosis pertama di Jawa-Bali yang sudah mencapai 76 persen dan vaksinasi Covid-19 dosis kedua mendekati 56 persen.

Dua hari lalu kepada wartawan di DPR, Menteri dalam Negeri Tito Karnavian menyatakan masyarakat di sejumlah daerah, terutama di sembilan wilayah aglomerasi, telah mencapai kekebalan komunitas (herd immunity) seiring capaian vaksinasi yang terus naik. Sehari kemudian giliran Menko Perekonomian yang juga Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCP-PEN) Airlangga Hartarto mengklaim dari hasil survei, capaian herd immunity di Indonesia menunjukkan temuan yang cukup tinggi di sejumlah kota di wilayah aglomerasi.

“Pemerintah sudah melakukan survei serologi di 10 kota aglomerasi, dalam survei serologi itu atau kekebalan dari pada masyarakat. Nah, ini pada waktunya akan diumumkan nanti, beberapa daerah itu angkanya antara 88 hingga 94 persen di berbagai kota aglomerasi,” kata Airlangga dalam Webinar Outlook Ekonomi 2022 yang dikutip pada Kamis (9/12).

Namun, di balik klaim-klaim optimistis para pembantu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) itu, para ahli kesehatan masyarakat mewanti-wanti soal risiko lonjakan Covid hingga yang berujung fatal bila tak menerapkan peraturan yang tegas.

Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengatakan masih ada ‘bahan bakar’ bagi lonjakan Covid-19 di akhir tahun. Itu terdiri dari warga yang belum divaksin hingga orang yang kekebalannya menurun lantaran jarak vaksinasi yang terlalu lama.

Pasalnya, kata dia, ada dua faktor seseorang tidak memiliki imunitas: Belum divaksin dan belum pernah terinfeksi Covid-19.

“Berarti kita harus hitung orang yang belum divaksin sama gabungan orang yang belum terinfeksi. Nah kalau hitungan kasarnya, katakan hitung yang 60 persen lebih yang sudah vaksin dosis I [dan] gabungan yang terinfeksi, kurang lebih 30-40 persen masyarakat Indonesia dalam posisi rawan itu,” tutur Dicky saat dihubungi Indonesia.com, Rabu (8/12) malam.

“Ditambah yang sudah divaksin sekali pun kalau sudah tujuh bulan akan menurun imunitasnya,” imbuh dia.

Dikutip dari data Satgas Covid-19, per 8 Desember, capaian vaksinasi dosis pertama mencapai143.794.042 atau 69,04 persen, dosis II sebanyak 100.459.272 atau 48,24 persen dari target vaksinasi 208.265.720 warga.

Sementara, angka kasus positif total mencapai 4.258.340 orang, atau 1,56 persen dari populasi (272.229.372 jiwa, berdasarkan Data Administrasi Kependudukan per Juni 2021).

“Nah, artinya secara teoritis, potensi lonjakan ada karena ada bahan bakarnya, yaitu orang yang rawan tadi,” lanjut Dicky.

Oleh karena itu Dicky mendorong percepatan vaksinasi Covid-19, terutama di 15 daerah yang capaian vaksinasi rendah.

“Harus ada kesetaraan kalau mempercepat tadi 15 (daerah) ini masih banyak daerah yang belum dapat keseteraan. Jadi tetap pendekatan berbasis sasaran supaya terjadi kesetaraan, kedua sembari menunggu ya diprioritaskan kelompok rawan,” tuturnya.

Berdasarkan target Kemenkes, sejauh ini ada 15 provinsi yang capaian vaksinasi Covid-19 pada pemberian dosis pertama di bawah 60 persen.

Yakni, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Papua Barat, Maluku, Sulawesi Tenggara, Aceh, Papua.

Bersambung ke halaman berikutnya…

[Gambas:Video ]

 


Batasi Pergerakan, Perpanjang Karantina


BACA HALAMAN BERIKUTNYA



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *