Ratusan Rumah di Karawang dan Bekasi Terendam Banjir di Akhir Pekan



Jakarta, Indonesia —

Banjir merendam ratusan rumah di Desa Karangligar Kecamatan Telukjambe Barat Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Sedikitnya 236 unit rumah yang dihuni 829 jiwa di beberapa dusun Desa Karangligar terendam banjir.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang menyampaikan banjir di daerah tersebut terjadi sejak Sabtu (11/12) hingga Minggu (12/12) malam.

Tingginya curah hujan selama beberapa hari terakhir menjadi salah satu penyebabnya. Tingginya curah hujan mengakibatkan air Sungai Citarum di daerah tersebut meluap.

Ketinggian air di lokasi banjir bervariasi, mulai dari setinggi 30 sentimeter hingga 150 sentimeter.

“Petugas sudah turun ke lokasi untuk membantu evakuasi warga terdampak,” kata Kepala Pelaksana BPBD Karawang Yasin Nasrudin di Karawang, dikutip Antara, Minggu.

Dia mengatakan selain merendam rumah warga, banjir juga merendam sejumlah fasilitas publik, sarana pendidikan serta sarana ibadah di Desa Karangligar.

Pihaknya pun mengimbau warga agar lebih waspada atas kemungkinan terjadinya banjir di titik lain di Kabupaten Karawang.

Selain di Karawang, sejumlah permukiman warga di RT 02/04 Kampung Bojongponcol, Desa Sumbersari, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi juga terendam banjir. Ketinggian air bervariasi hingga satu meter.

Banjir di wilayah ini juga terjadi karena luapan Sungai Citarum. Air mulai menggenangi permukiman warga sejak Minggu siang dan semakin tinggi hingga sore hari.

Camat Pebayuran Hanief Zulkifli mengatakan sedikitnya 11 rumah di bantaran Sungai Citarum terendam air setinggi lebih dari satu meter. Menurutnya, wilayah terparah yang terdampak banjir berada di kampung Bojongponcol.

“Selain 11 rumah yang terendam setinggi satu meter lebih itu, di wilayah lain tinggi airnya bervariasi mulai 30 sampai 70 sentimeter,” ucapnya.

Hanief mengatakan permukiman warga di kampung tersebut kerap menjadi langganan banjir kiriman saat debit air Sungai Citarum tinggi. Sementara itu di wilayah tersebut tidak ada tanggul penahan air, padahal letak perkampungan berada di bantaran sungai.

“Setiap tahun kalau ada kiriman air dari Sungai Citarum naik, sudah pasti tergenang. Karena memang mereka tinggalnya di bantaran kali. Di sana tidak ada tanggul tapi tanahnya di pinggir kali, sudah tinggi sebetulnya,” katanya.

(Antara/pmg)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *