Wamenkes Ungkap Alasan Vaksin Sinovac Khusus Buat Anak: KIPI Kecil



Jakarta, Indonesia —

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI Dante Saksono Harbuwono menjelaskan alasan penggunaan Sinovac dalam vaksinasi Covid-19 pada anak karena Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang tergolong ringan sejauh ini.

“Sinovac ini mempunyai KIPI yang kecil, sehingga kita prioritaskan untuk anak-anak,” ujarnya usai meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 pada anak, Jakarta Timur, Selasa (14/12).

Ia mengatakan, penggunaan Sinovac juga sejalan dengan hasil kajian dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) maupun BPOM yang menilai pemberian vaksin Sinovac pada anak tidak menyebabkan efek samping yang berat.

“Berdasarkan rekomendasi ITAGI, dan berdasarkan EUA dari BPOM maka vaksin yang digunakan adalah vaksin Sinovac untuk anak-anak yang sekarang divaksinasi,” katanya.

Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan ke depannya pemerintah juga bakal menggunakan vaksin-vaksin lain seperti Pfizer dan Moderna yang menggunakan platform mRNA.

Hanya saja Dante mengatakan, sampai saat ini penyuntikan masih akan menggunakan Sinovac lantaran masih banyak stok vaksin yang tersedia.

“Beberapa negara juga menjalankan vaksinasi dengan platform lainnya. Misalnya mRNA seperti Pfizer, Moderna. Mungkin itu juga akan kita gunakan untuk beberapa saat, tapi saat ini vaksin yang tersedia untuk anak-anak kita utamakan Sinovac,” tuturnya.

Pihaknya berharap pelaksanaan vaksinasi bagi anak 6-11 tahun ini dapat selesai dalam beberapa bulan ke depan. Sehingga kegiatan belajar dan mengajar bagi anak-anak dapat lebih aman dan terjamin.

“Mudah-mudahan dengan vaksinasi ini maka anak-anak bisa lebih sehat, lebih terjamin dari infeksi Covid-19, ketika mereka melakukan proses belajar mengajar di sekolah secara langsung,” ujarnya.

Target 26,5 Juta Vaksinasi Anak

Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi menyatakan pemerintah menargetkan jumlah anak usia 6-11 tahun yang menerima vaksinasi Covid-19 sebanyak 26,5 juta.

“Sasaran vaksinasi anak 6-11 tahun mencapai 26,5 juta anak berdasarkan data sensus penduduk 2020,” kata Muhadjir dalam keterangan resmi yang diterbitkan Kemenko PMK, Selasa (14/12).

Muhadjir menegaskan vaksinasi anak usia 6-11 tahun merupakan langkah pemerintah untuk melindungi dari penularan Covid-19. Selain itu, vaksin untuk meningkatkan rasa percaya diri orang tua ketika anak memulai pembelajaran tatap muka di sekolah.

“Sehingga tidak khawatir lagi karena sudah terlindungi oleh vaksin Covid-19,” tutur Muhadjir.

Eks Mendikbud itu menjelaskan vaksinasi akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama, kata dia, akan dilaksanakan di provinsi dan kabupaten/kota dengan kriteria cakupan vaksinasi dosis 1 di atas 70 persen dan cakupan vaksinasi lansia di atas 60 persen.

Berdasarkan data, saat ini, sebanyak 8,8 juta jiwa dari 106 kabupaten/kota dari 11 provinsi yang sudah memenuhi kriteria tersebut. Di antaranya Banten, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, dan Bali.

“Kalau anak-anak ini sudah divaksin, terlindungi, maka kakek neneknya, yang dekat dengan yang bersangkutan, yang usia lanjut juga lebih aman. Apalagi kalau kakek neneknya itu sudah divaksin tentu saja jauh lebih aman,” kata dia.

Diketahui, vaksinasi anak usia 6-11 tahun diberikan sebanyak 2 kali dengan interval minimal 28 hari. Sebelum pelaksanaan vaksinasi harus dilakukan skrining dengan menggunakan format standar oleh petugas vaksinasi.

(tfq, rzr/kid)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *