Pakar AS Merekomendasikan Vaksin mRNA Covid Daripada Johnson &Johnson



Jakarta, Indonesia —

Sebuah panel ahli medis AS pada Kamis (16/12) menyarankan pemerintah Negeri Paman Sam untuk menggunakan vaksin mRNA Covid yang dibuat oleh Pfizer dan Moderna ketimbang vaksin Johnson & Johnson.

Rekomendasi diberikan panel karena mereka menilai vaksin Johnson & Johnson memiliki perlindungan yang lebih lemah dan risiko yang lebih besar dibanding yang lain.

“Saya tidak akan merekomendasikan vaksin Janssen kepada anggota keluarga saya,” kata Beth Bell, seorang profesor klinis di University of Washington, merujuk pada vaksin J&J dengan nama alternatif seperti dikutip dari AFP, Jumat (17/12).

Meski memberikan rekomendasi itu, panel ahli sepakat bahwa vaksin J&J harus tetap tersedia bagi orang-orang yang karena alasan apa pun mungkin menolak vaksin mRNA.

“Vaksin Johnson and Johnson Covid-19 adalah alat penyelamat nyawa bagi individu dalam populasi berisiko tinggi,” kata Penny Heaton, kepala bidang terapi global vaksin di J&J.

Sebagai informasi, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyerukan pemungutan suara terhadap penggunaan vaksin Johnson & Johnson setelah terjadi kasus pembekuan darah serius atas penggunaan vaksin tersebut.

Berdasar temuan itu, setidaknya sembilan orang telah meninggal karena pembekuan dengan trombosit rendah atau Thrombosis with Thrombocytopenia Syndrome (TTS) pada 9 Desember.

Selain itu, ada juga 54 kasus pada 31 Agustus, dan 36 memerlukan perawatan intensif. Beberapa dari mereka yang tidak meninggal memiliki efek jangka panjang seperti kelumpuhan.

(afp/agt)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *