Ada 663 Gempa Susulan di NTT, 5.064 Warga Mengungsi
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyebut total ada 663 gempa susulan yang terjadi selama tiga hari terakhir di Nusa Tenggara Timur (NTT). Data tersebut diambil per hari ini, Jumat (17/12).
Daryono menyebut frekuensi gempa setiap hari menunjukkan tren penurunan. Masyarakat juga diminta tidak perlu takut dengan gempa susulan.
“Hingga Jumat 17 Desember 2021 pukul 16.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi 663 kali gempa susulan. Masyarakat tidak perlu panik karena gempa susulan ini wajar terjadi,” kata Daryono dalam konferensi pers, Jumat (17/12).
Dia lalu merinci jumlah gempa susulan yang terjadi di wilayah NTT. Pada Selasa (14/12) gempa susulan terjadi sebanyak 265 kali, kemudian Rabu (15/12) ada 230 gempa susulan, Kamis (16/12) terjadi 145, dan Jumat (17/12) sore sebanyak 23 gempa susulan.
Daryono juga menyebut gempa lanjutan itu memiliki skala yang cukup rendah sehingga warga tak perlu panik. Di samping itu, frekuensi gempa susulan juga semakin berkurang.
“Jadi tren gempa susulan itu menurun, insyaallah kondisi akan semakin stabil dan membaik,” tuturnya.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana hingga Jumat (17/12) tidak mencatat korban jiwa akibat bencana gempa bumi di NTT.
Kendati begitu, Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyebut 1 warga mengalami luka berat, 97 luka ringan, dan masih ada 5.064 warga mengungsi.
“Kami juga terima laporan BPBD Kepulauan Selayar terkait dampak materiil, sebanyak 951 unit rumah rusak,” kata Abdul.
Sebelumnya gempa magnitudo 7,4 terjadi di Larantuka, NTT pada Selasa (14/12) pukul 12.20 WITA. BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami dan mencabutnya pada pukul 13.24 WITA.
Gempa magnitudo 7,4 itu dirasakan dan berdampak di tiga provinsi yakni Provinsi NTT, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.
(mln/bmw)