Kemenkes Sebut Varian Turunan Delta di RI Serupa di Singapura



Jakarta, Indonesia —

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut turunan dari mutasi virus SARS-CoV-2 varianĀ Delta yang paling banyak diidentifikasi di Indonesia adalah AY.23. Varian itu diketahui mendominasi kasus varian Delta di Singapura saat ini.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan varian Delta telah bermutasi dan menghasilkan turunan baru hingga 45-60 varian. Ia menambahkan, 22 di antaranya sudah teridentifikasi di Indonesia.

“Kebetulan varian Delta turunan yang banyak beredar di Indonesia itu mirip yang ada di Singapura, yaitu AY.23. Artinya kalau kita melihat varian Delta yang kemarin seperti di Juli itu lebih cepat menular, meningkatkan keparahan dan tingkat kematian,” kata Nadia dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI, Kamis (11/11).

Namun demikian, Nadia memastikan bahwa hingga saat ini Indonesia belum mengidentifikasi varian AY.4.2 yang juga dikenal sebagai varian Delta Plus. Varian AY.4.2 banyak ditemukan di Inggris yang diduga memiliki kecepatan penularan 15 kali lipat dari varian terdahulu.

Nadia menyebut, segala temuan varian didapatkan dari hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS). Adapun hingga 13 November, Indonesia sudah melakukan pemeriksaan WGS terhadap 8.578 spesimen warga.

“Kalau sampai saat ini varian AY.4.2 ini belum ditemukan di Indonesia, tapi bukan berarti kita harus kemudian tenang. Kita tetap harus waspada,” kata dia.

Lebih lanjut, Nadia juga menyebutkan bahwa tak menutup kemungkinan varian AY.4.2 dapat bermutasi dalam negeri. Artinya, varian AY.4.2 dapat teridentifikasi di Indonesia melalui penularan lokal atau tanpa transmisi dari luar negeri.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes ini juga menyebut, masih ada peluang serangan varian Delta memicu gelombang tiga covid-19 di Tanah Air lantaran varian ini juga diduga mampu menurunkan efikasi alias kemanjuran dari vaksin.

“Kalau bicara mengenai efikasi vaksin, memang ada beberapa penelitian yang mengatakan ada penurunan. Tapi penurunan itu masih cukup untuk kemudian memberikan proteksi kepada tentunya kita yang mendapat vaksinasi,” ujar Nadia.

Sementara itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes mencatat sebaran kasus mutasi virus SARS-CoV-2 yang tergolong Variant of Concern (VoC)’ alias varian yang diwaspadai oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) saat ini berjumlah 4.830 kasus di Indonesia.

WHO baru menetapkan empat varian yang masuk kategori ini yaitu B117 Alfa, B1351 Beta, B1617.2 Delta, dan P1 Gamma, dan hanya P1 yang belum teridentifikasi di Tanah Air. Adapun varian Delta ditemukan paling banyak dengan 4.732 kasus di Indonesia, disusul varian Alfa dengan 76 kasus, dan varian Beta 22 kasus.

(khr/ain)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *