11 Juta Orang Akan Bepergian Saat Nataru, Pengamat Soroti Pengawasan



Jakarta, Indonesia —

Pengamat transportasi meminta pemerintah memperketat pengawasan di titik-titik simpul transportasi menjelang momentum libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendatang.

Hal tersebut disampaikan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno. Ia merespons hasil survei Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Balitbang Perhubungan.

Djoko mengatakan berdasarkan survei tersebut, diprediksi akan ada 11 juta orang yang melakukan perjalanan antarkota di wilayah Jawa-Bali pada akhir 2021. Khusus di wilayah Jabodetabek, pergerakan masyarakat diperkirakan bakal mencapai 2,3 juta orang.

“Aktivitas transportasi yang tidak sehat akan mendorong percepatan terjadinya perluasan suatu wabah penyakit,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (17/12).

Apalagi Djoko mengatakan saat ini sudah ditemukan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia. Karenanya, ia menilai diperlukan perubahan kebijakan perjalanan selama Nataru agar varian Omicron tidak semakin meluas dan menyebabkan gelombang ketiga Covid-19.

Djoko mengatakan, pengawasan perjalanan orang di titik-titik simpul transportasi seperti terminal dan pelabuhan perlu ditingkatkan. Semisal kewajiban tes antigen bagi penumpang secara gratis serta menyediakan tempat vaksinasi bagi penumpang.

Langkah ini dinilai Djoko juga tetap dapat menjamin keberlangsungan bisnis perusahaan PO Bus yang selama ini sudah terdampak pandemi Covid-19.

“Penegakan hukum terhadap aktivitas angkutan pelat hitam juga harus digencarkan dalam upaya mengurangi orang bermobilitas tanpa pengawasan,” ujarnya.

“Rata-rata per hari bisa mencapai sekitar 1.000 kendaraan angkutan pelat hitam yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Barat menuju Jabodetabek,” imbuh Djoko.

Djoko mengatakan mewaspadai virus Omicron memang penting, namun tidak perlu panik apalagi sampai menghentikan aktivitas bertransportasi. Ia mengatakan yang diperlukan adalah pengawasan agar mobilitas masyarakat dilakukan secara sehat dan aman.

“Kampanye dan sosialisasi penyelenggaraan transportasi yang sehat harus digencarkan secara masif ke seluruh pihak, untuk memastikan jaminan perjalanan yang higienis,” tuturnya.

“Akan lebih bijak jika tidak melakukan perjalanan yang tidak penting selama masa Natal dan Tahun Baru,” pungkasnya.

(tfq/pmg)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *