Banjir di Lima Wilayah Malaysia, 2 Orang Tewas



Jakarta, Indonesia —

Sedikitnya dua orang meninggal dunia setelah banjir merendam lima wilayah di Malaysia akibat hujan deras sejak Jumat (17/12). Dua korban berasal dari wilayah Pahang dan Terengganu.

Direktur Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Selangor Norazam Khamis mengatakan, banjir di lima wilayah itu hingga kini juga menyebabkan total 3.086 warga diungsikan di 17 titik pengungsian.

“Total 3.086 korban telah dievakuasi sejauh ini. Jumlah korban terbanyak berasal dari Klang (2.604), dan 17 pusat evakuasi telah dibuka untuk menampung mereka,” kata Norazam seperti dikutip dari The Star Daily, Sabtu (18/12).

Sementara itu Asisten Direktur Jenderal Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, Datuk Nor Hisham Mohammad berujar, selain Pahang dan Terengganu, tiga wilayah lain yang terdampak banjir yakni, Selangor, Melaka, dan Kelantan.

Dari lima wilayah tersebut, Klang menjadi wilayah paling parah terdampak. Selain hujan, banjir di wilayah itu juga disebabkan air pasang laut.

Dia meminta masyarakat, terutama yang berada di dataran rendah, menyiapkan dokumen dan bersiap mengungsi. Kini puluhan orang di Klang harus bermalam di mobil dan di tempat kerja setelah jalan tidak bisa dilalui.

“Saya selesai bekerja di restoran sekitar pukul 12.30, dan saat itu air sudah naik setinggi 2 meter di luar restoran,” kata pekerja restoran, Mohamad Imran Hakim Mohd Nazri (19).

Seorang operator hypermarket Giant, terpaksa menutup semua tokonya di Selangor dan Kuala Lumpur pada Sabtu malam, setelah gerainya di Shah Alam dibanjiri air.

Sementara di Kelantan, sedikitnya 798 orang dievakuasi, dan 513 orang mengungsi di Pahang.

Menteri Besar Selangor Amirudin Shari mengatakan di Twitter, 17 pusat evakuasi sementara akan didirikan untuk para korban banjir. Selain itu, pihaknya juga telah menerjunkan relawan untuk mendistribusikan bantuan.

Beberapa wilayah di Port Klang juga mengalami pemadaman listrik akibat hujan deras. Otoritas Pelabuhan Klang mengatakan, banjir sangat memengaruhi operasi di tiga terminal, Northport, Westport dan Southport.

Operasi di gudang dan depot di daerah sekitarnya, juga terkena dampak buruk, sementara akses jalan rusak, seperti dikutip oleh kantor berita Bernama.

“Lebih buruk lagi, banyak staf operasi pelabuhan dan logistik tidak dapat melapor untuk bekerja karena kesulitan perjalanan. Oleh karena itu, pergerakan peti kemas dan kargo ke dan dari pelabuhan diperkirakan akan sangat terpengaruh dan pengiriman akan tertunda untuk tahun berikutnya,” kata Amirudin.

“Prioritas akan diberikan pada pengiriman barang-barang penting, terutama makanan, persediaan medis, dan barang-barang berpendingin,” tambahnya.

(thr/fea)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *