Ragam Upaya KemenPUPR Atasi Pencemaran Limbah Air Domestik


Jakarta, Indonesia —

Akses penduduk terhadap prasarana dan sarana sanitasi erat kaitannya dengan aspek kesehatan, lingkungan, pendidikan, sosial, budaya serta kemiskinan.

Semakin mudah akses penduduk terhadap prasarana dan sarana sanitasi, maka akan semakin kecil angka kejadian penyakit berbasis air (waterborne diseases). Di sisi lain, di tengah kondisi pandemi COVID-19 yang belum berakhir, kebiasaan hidup bersih merupakan salah satu upaya untuk mencegah penyakit dan menjaga kesehatan.

Pemerintah hadir dalam hal menyediakan akses sanitasi bagi masyarakat melalui penyediaan infrastruktur Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S) dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T). Penyelenggaraan air limbah domestik dengan akses sanitasi aman dapat dilakukan melalui SPALD-S dengan mengolah air limbah domestik di lokasi sumber menggunakan tangki septik atau unit pengolahan sejenisnya.


Lumpur hasil olahan pada tangki septik selanjutnya perlu dilakukan penyedotan secara berkala dan diangkut menggunakan truk tinja untuk diolah di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). Sementara SPALD-T dilakukan dengan mengalirkan air limbah domestik black water dan grey water melalui jaringan perpipaan menuju Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) untuk diolah.

adv puprFoto: dok. PUPR

Dalam mendukung penyediaan akses sanitasi layak dan akses sanitasi aman untuk masyarakat berpenghasilan rendah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melaksanakan kegiatan Program Padat Karya Tunai melalui program sanitasi berbasis masyarakat (SANIMAS yang terdiri dari pembangunan IPALD skala permukiman beserta jaringan perpipaannya. Ada juga program Sanitasi Perdesaan Padat Karya melalui pembangunan jamban/toilet dengan tangki septik yang dilengkapi dengan bidang resapan.

Selain itu, Kementerian PUPR juga melaksanakan pembangunan MCK yang tediri dari bilik mandi, bilik kakus, tempat cuci tangan, tempat cuci pakaian dan tempat wudhu yang dilengkapi dengan IPALD dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan belajar mengajar yang aman, nyaman, bersih dan sehat di lingkungan Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK). Pada TA. 2021 dibangun SANIMAS di 290 lokasi, Sanitasi Perdesaan Padat Karya di 1.481 lokasi dan 5.417 unit MCK yang tersebar di 34 provinsi.

Program Padat Karya Tunai Kementerian PUPR merupakan program pembangunan infrastruktur yang melibatkan masyarakat/warga setempat sebagai pelaku pembangunan. Diharapkan manfaat program ini dapat langsung memberikan kontribusi pada program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) serta meningkatkan daya beli masyarakat pada masa pandemi COVID-19.

(adv/adv)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *