Peluncuran Teleskop NASA James Webb Kembali Diundur
Waktu peluncuran teleskop raksasa NASA James Webb kembali diundur. Hal tersebut diputuskan karena cuaca buruk di lokasi peluncuran.
Pengunduran diklaim tidak akan lama. Jadwal awal peluncuran 24 Desember setidaknya akan diundur sehari, tepat di hari perayaan Natal.
Hal tersebut secara resmi diumumkan NASA melalui media sosial.
Cuaca buruk di Guyana Prancis membuat NASA mengurungkan rencana peluncuran 24 Desember. Sebelumnya, rencana ini juga telah diundur beberapa kali.
Proyek peluncuran teleskop raksasa James Webb dimulai pada tahun 1989. Kala itu, teleskop diproyeksikan untuk diluncurkan awal periode 2000-an.
Namun proses pengembangannya menghadapi sejumlah masalah sehingga proyek mundur, tak sesuai rencana awal.
Teleskop James Webb yang dirakit di Amerika Serikat telah diangkut ke lokasi peluncurannya di Guyana Perancis, dan rencananya diluncurkan 18 Desember.
Namun karena sejumlah masalah, peluncuran ditunda. NASA umumkan peluncurkan teleskop raksasa tersebut menjadi 24 Desember, dan kini kembali ditunda.
Teleskop James Webb akan menjadi teleskop raksasa berikutnya setelah Hubble. Dengan titik yang lebih dekat dari Matahari, teleskop Webb diharapkan dapat membuka tabir alam semesta lebih jauh.
Sementara Hubble fokus pada cahaya yang dipancarkan bintang, nebula, galaksi dan banyak lagi, teleskop James Webb khusus dalam astronomi inframerah untuk mengumpulkan dan menganalisis radiasi elektromagnetik energi yang lebih rendah.
Hal itu disebut tidak hanya akan memungkinkan studi objek dan material yang lebih dingin, seperti atmosfer planet yang jauh dan awan gas dan debu yang melahirkan sistem bintang baru, tetapi juga akan membuka jendela di alam semesta inframerah.
Di antara banyak tujuan misinya, Teleskop Luar Angkasa James Webb juga akan mengeksplorasi bagaimana galaksi awal terbentuk dan berevolusi.
Selain itu teleskop ini juga akan menyelidiki atmosfer planet ekstrasurya yang jauh untuk mencari tanda kimia kehidupan, mengamati kelahiran bintang baru, dan menatap kegelapan galaksi seperti lubang hitam supermasif.
(AFP/fjr)