Rusia Anggap AS Munafik soal Kecaman Uji Rudal Anti-Satelit
Rusia membenarkan telah melakukan uji coba senjata untuk menghancurkan salah satu satelitnya yang tidak terpakai di luar angkasa pada Senin (15/11).
Pernyataan itu dilontarkan Rusia setelah mendapat kecaman dari Amerika Serikat hingga Pakta Pertahanan Negara Atlantik Utara (NATO) akibat uji coba itu.
Rusia menganggap AS Cs munafik lantaran Washington juga pernah melakukan teknologi serupa.
Dikutip Reuters, Kementerian Pertahanan Rusia memastikan puing-puing dari uji coba senjata itu tidak menimbulkan ancaman bagi stasiun ruang angkasa dan satelit lainnya di orbit bumi.
Pernyataan Moskow yang dirilis kantor berita Interfax itu bertentangan dengan klaim Gedung Putih.
Sebelumnya, pejabat Amerika Serikat mengatakan bahwa uji senjata yang dilakukan Rusia ini membahayakan stasiun luar angkasa internasional (ISS) dan dapat menimbulkan masalah bagi kegiatan luar angkasa selama bertahun-tahun.
Komando Luar Angkasa AS, James Dickinson, mengatakan uji rudal anti-satelit yang dilakukan Rusia menimbulkan sampah hingga ribuan puing-puing di orbit rendah Bumi.
“Rusia telah menunjukkan pengabaian yang disengaja terhadap keamanan, keselamatan, stabilitas, dan keberlanjutan jangka panjang dari domain ruang angkasa untuk semua negara,” kata Dickinson, dikutip dari .
“Puing-puing yang dibuat oleh DA-ASAT (rudal anti satelit) Rusia akan terus menjadi ancaman bagi kegiatan di luar angkasa selama tahun-tahun yang akan datang, menempatkan satelit dan misi luar angkasa dalam bahaya, serta memaksa lebih banyak manuver penghindaran tabrakan. Aktivitas luar angkasa mendukung cara hidup kita dan perilaku seperti ini sama sekali tidak bertanggung jawab,” ucap Dickinson menambahkan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga turut menyuarakan kekesalannya atas tindakan Rusia ini.
“Puing-puing berumur panjang yang muncul akibat tes berbahaya dan tidak bertanggung jawab ini sekarang akan mengancam satelit dan objek luar angkasa lainnya yang vital bagi kepentingan keamanan, ekonomi, dan ilmiah semua negara selama beberapa dekade mendatang,” kata Blinken.
Sementara itu, Juru Bicara Kemlu AS, Ned Price, mengatakan uji coba itu meningkatkan risiko bagi astronaut di ISS.
“Klaim Rusia menentang senjata dan persenjataan ruang angkasa tidak jujur dan munafik,” tegasnya.
Insiden itu terjadi saat hubungan AS dan Rusia tegang.
Para pejabat AS mengerahkan pasukan Rusia di dekat perbatasan dengan Ukraina. AS juga bergabung dengan negara-negara Eropa dalam mengungkapkan keprihatinan tentang krisis migran di perbatasan dengan Belarus.
Sejauh ini, hanya segelintir uji coba senjata anti-satelit yang berhasil dilakukan AS, Rusia, China dan India.
Selain AS, NATO ikut mengecam uji coba rudal anti-satelit Rusia dengan menganggap langkah itu sebagai sembrono.
(pwn/rds)