Nek Kepengen Oleh Ganjaran, Ya Ganjar Pranowo
Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan partai harus mempertimbangkan hasil survei sejumlah lembaga terkait elektabiltas dalam menentukan calon presiden (Capres) 2024.
Menurutnya, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang selalu masuk tiga besar beberapa hasil survei Capres 2024 pun harus diperhitungkan PDIP.
“Lembaga survei yang hasilnya sedemikian rupa seharusnya menjadi salah satu pertimbangan partai untuk menentukan calon pemimpin 2024,” kata Rudy usai menerima aspirasi Sahabat Ganjar Pranowo Soloraya di kantor sementara DPC PDIP Solo, Kamis (23/12).
Rudy menyamakan Ganjar saat ini dengan Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2014. Ketika itu sejumlah survei menyebut elektabilitas Jokowi, yang menjabat gubernur DKI Jakarta, melebihi tokoh-tokoh lain termasuk Prabowo Subianto.
Berdasarkan tren hasil survei kala itu, kata Rudy, PDIP akhirnya memilih Jokowi untuk diusung sebagai capres pada 2014.
“Karena elektabilitasnya naik terus, akhirnya partai memilih Pak Jokowi sebagai calon presiden,” katanya.
“Waktu itu saya bilang yen kepengen negarane slamet widodo nir ing sambikala, ya pilih Joko Widodo (kalau ingin negara selamat sejahtera di masa depan, pilihlah Joko Widodo). Sekarang, nek kepengen oleh ganjaran, ya Ganjar Pranowo (Kalau ingin dapat anugerah, ya Ganjar Pranowo),” ujarnya.
Ganjar Pranowo berulang kali menempati posisi tertinggi di sejumlah survei elektabilitas berbagai lembaga.
Survei terakhir yang dipulikasikan Charta Politika Indonesia menyebut Ganjar unggul dengan angka 25,8 persen. Angka tersebut naik dari survei Charta Politika yang menyebut elektabilitas Ganjar 16,2 persen pada 12 Agustus 2021.
Sementara itu, elektabilitas rekan separtai Ganjar, Ketua DPR Puan Maharani selalu berada di luar lima besar. Elektabilitas Puan tak pernah lebih dari angka 6 persen.
(syd/fra)