Azwar AN, Sutradara Film Ateng dan Iskak Meninggal Dunia



Jakarta, Indonesia —

Aktor dan sutradara senior yang pernah menggarap film yang dibintangi komedian legendaris Ateng dan Iskak, Azwar AN, meninggal dunia pada Senin (27/12).

Direktur Rumah Film Indonesia Evry Joe mengabarkan hal tersebut kepada Indonesia.com, Senin (27/12). Azwar AN meninggal dunia di Yogyakarta pada usia 84 tahun.

“Betul, telah meninggal dunia, sutradara senior Azwar AN, beliau juga aktor, penulis,” kata Joe yang menyebut mendiang termasuk sineas yang gigih memperjuangkan perfilman nasional.

Azwar AN akan dimakamkan di TPU di dekat kediamannya di Jalan Sawo 1/6, Wirokerten Indah, Yogyakarta, pada pukul 13.00 WIB.

Azwar AN lahir di Palembang, 6 Agustus 1937. Sebelum memulai menjadi sutradara, Azwar merupakan seorang aktor teater dan film.

Ia memulai karier di panggung teater sejak dekade ’50-an dan tampil di berbagai pertunjukan, seperti Pemetik Lada, Ayahku Pulang, dan Terima Kasih, Pujaanku.

Azwar kemudian bergabung dengan Bengkel Teater yang didirikan WS Rendra pada 1967. Dalam kelompok teater itu, Azwar mengembangkan bakatnya menjadi sutradara dalam sejumlah pertunjukan.

Beberapa pertunjukan yang diarahkan Azwar di Bengkel Teater adalah Oedipus Rex, Hamlet, Machbet, Qasidah Al Barzanji, Modom-modom, Menunggu Godod, dan Dunia Azwar.

Pada dekade ’70-an, Azwar terjun ke dunia film sebagai aktor. Ia sempat bermain dalam film Bing Slamet Koboi Cengeng pada 1974. Dalam film itu pula, ia mendapatkan tugas lain yaitu sebagai asisten sutradara alias astrada.

Azwar juga bermain sebagai aktor dalam film Ateng Mata Keranjang pada 1975, Tiga Cewek Bandung pada 1975, dan Janur Kuning pada 1979. Ia juga pernah menjadi astrada untuk film Kampus Biru (1976) yang legendaris.

Ia debut sebagai sutradara dalam film Tiga Cewek Indian pada 1976, lalu berlanjut dengan film Tante Sundari pada 1977, dan Gara-gara Janda Kaya pada 1977.

Salah satu karya Azwar yang dikenal adalah film yang dibintangi Ateng dan Iskak, Kejamnya Ibu Tiri Tak Sekejam Ibu Kota pada 1981.

Film ini bercerita tentang Ateng telah merasakan betapa susahnya hidup bersama ibu tirinya. Banyak diperintah, sering kena marah bahkan ditampar. Ayahnya sendiri dirasakan tidak pernah membela Ateng.

(nly/end)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *