Badai Paling Mematikan di 2021
Jakarta, Indonesia —
Dunia dihantui dengan berbagai macam bencana paling ekstrem pada 2021. Mulai dari pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, hingga badai yang menerjang berbagai benua dan memakan korban jiwa.
Berikut beberapa badai yang paling mematikan selama 2021:
Amerika Serikat dilanda rangkaian tornado pada Jumat (10/12). Setidaknya ada lima negara bagian AS yang terkena dampak tornado ini, yakni Kentucky, Illinois, Arkansas, Missouri, dan Tennessee.
Akibat bencana alam ini, setidaknya 70 orang tewas. Sementara itu, Kentucky menjadi daerah yang mengalami dampak parah. Bahkan, Kathy O’Nan, Wali Kota Mayfield, Kentucky, menyatakan bahwa daerah itu hancur bak korek api.
“Ketika saya keluar dari balai kota pagi ini, semua terlihat seperti korek api. Gereja-gereja hancur. Gedung pengadilan, yang tentu berada di pusat kota, juga hancur. Sistem air kami tak berfungsi saat ini. Tak ada listrik,” ujar O’Nan kepada .
Sementara itu, Gubernur Kentucky, Andy Beshear, mengumumkan bahwa rangkaian tornado ini sudah menewaskan setidaknya 70 orang hingga Sabtu (11/12).
“Kami awalnya meyakini kami kehilangan 50 warga Kentucky. Sekarang, saya yakin bahwa jumlahnya meningkat menjadi 70. Korban kemungkinan mencapai 100 sebelum hari ini berakhir,” ucap Beshear, sebagaimana dikutip AFP.
Topan super Rai melanda Filipina sejak Kamis (16/12) hingga Jumat (17/12). Akibat topan ini, ada 388 warga yang tewas dengan 60 lainnya masih hilang, dikutip dari AFP.
Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional (NDRRMC) Filipina mengatakan, sekitar 198.000 orang dievakuasi ke tempat penampungan pemerintah akibat kemunculan topan ini.
Sampai pada Rabu (15/12), lebih dari 2.600 orang telah dievakuasi dari provinsi Surigao. Di wilayah Visayas, lebih dari 45.000 orang dievakuasi ke pusat pengungsian.
Akibat topan ini, warga di Filipina harus kehilangan atap rumah dan kekurangan makanan.
Salah satu warga negara Indonesia (WNI) di Filipina, Marie Christiane, mengaku kekurangan air dan bahan bakar akibat kemunculan topan ini.
“Sejauh ini keadaan baik-baik saja, hanya kami kehilangan listrik, air, dan bahkan sinyal untuk ponsel,” kata Marie kepada Indonesia.com, Selasa (21/12) malam.
Sementara itu, Nardel Vicente, salah satu warga, menginginkan agar ada yang membantu membeli atap baru untuk rumahnya di Alegria. Bahkan, ia dan keluarganya tak bisa menyiapkan makanan untuk perayaan Natal tahun ini karena uang yang tersisa sedikit.
“Pada tahun-tahun sebelumnya kami memiliki spageti, babi, ayam, apapun yang kami punya di antara kami,” tutur Vicente.
Walaupun demikian, Vicente masih bersyukur karena ia dan keluarganya masih hidup. Ia merasa lebih baik karena masih bisa menyambut Natal dengan orang yang ia sayangi.
Siklon Tauktae hingga Badai Ida