Menkes Kaji Potensi Setengah Dosis Vaksin Moderna sebagai Booster



Jakarta, Indonesia —

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut ada kemungkinan pemberian booster atau suntikan dosis ketiga vaksin virus corona (Covid-19) pada 2022 mendatang hanya akan menggunakan setengah dosis.

Saat ini, katanya, sejumlah peneliti dari perguruan tinggi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) tengah mengkaji efektivitas dari pemberian setengah dosis vaksin untuk keperluan pemberian booster di Indonesia.

“Sekarang BPOM Amerika Serikat (FDA) baru mengeluarkan persetujuan bahwa Moderna itu kuat, jadi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) tinggi. Kalau dipakai sebagai booster dari satu dosis bisa digunakannya setengah dosis. Kita juga sudah di-endorse BPOM, sebaiknya Moderna dikasihnya setengah dosis,” kata Budi dalam acara daring, Selasa (28/12).

Budi menerangkan hasil penelitian di Indonesia akan dirilis pada 10 Januari 2022, sementara hasil laporan kajian sementara (interim report) menunjukkan bahwa pemberian satu dosis maupun setengah dosis tidak jauh beda dalam memberikan manfaat bagi imunitas tubuh.

Mantan wakil menteri BUMN itu juga berharap apabila booster dapat dipakai dengan ukuran setengah dosis vaksin, maka Indonesia pada 2022 dapat menghemat anggaran vaksin. Apalagi, menurutnya Indonesia sudah mendapat banyak vaksin hibah akhir-akhir ini.

“Dan COVAX memberikan arahan baru, bukan hanya 20 persen diberikan ke populasi tapi 30 persen dari populasi. Jadi Indonesia tahun depan akan dapat lagi 10 persen dari populasi, kita akan dapat 27 juta ekuivalen sekitar 54 juta dosis vaksin,” kata dia.

Tahun depan, katanya, pemerintah menargetkan 100 juta orang menerima booster program pemerintah yang diberikan secara gratis melalui skema peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan. Sementara 121 juta lainnya bakal dibebankan biaya mandiri alias tidak gratis.

(khr/kid)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *