Gerindra Imbau Edy Minta Maaf Telah Jewer dan Usir Pelatih Biliar
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra menyarankan agar Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi meminta maaf atas tindakannya menjewer dan mempermalukan seorang pelatih biliar dalam forum resmi.
Juru Bicara DPP Gerindra, Habiburrokhman mengakui tindakan Edy tak sepantasnya dilakukan, meski niatnya baik.
Sebagai informasi, Gerindra adalah satu dari enam parpol yang mengusung Edy Rahmayadi dalam Pilgub Sumut 2018
“Saran saya beliau minta maaf saja agar tidak ada yang merasa disakiti dan dipermalukan,” kata Habib kepada Indonesia.com, Rabu (29/12).
Menurut dia, tindakan Edy barangkali sah jika dilakukan di ruang tertutup dalam konteks edukasi dan melatih sikap disiplin.
Namun sayangnya, kata Habib, tindakan Edy menjewer dan mempermalukan Khoiruddin Aritonang, seorang pelatih biliar Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI) Sumut itu dilakukan di forum resmi. Apalagi, sambungnya, hal itu dilakukan bukan terhadap anak buah.
“Itu kan di ruang terbuka, dan juga si pelatih biliar juga bukan anak buah langsung, jadi enggak bisa diperlakukan demikian,” ucap Habib.
Khoiruddin, atau akrab disapa Choki dijewer dan diusir karena tak tepuk tangan setelah Edy pidato dalam acara pemberian tali asih bagi atlet dan pelatih PON XX di Papua di Aula Tengku Rizal Nurdin, Senin (27/12) siang. Choki bahkan disebut sontoloyo.
Belakangan Edy menyebut alasannya menjewer Choki karena pelatih biliar itu tertidur.
Choki yang tersinggung lantas mengkritik mantan Ketua Umum PSSI itu gila hormat. Ia juga menyesalkan sebab di sisi lain Edy dinilai minim perhatian dan apresiasi kepada para atlet biliar.
“Minus perhatian terhadap dunia olahraga, tapi gila hormat dan tepukan tangan dari penggiat olahraga. Hal spektakuler apa dibuat dia, sehingga penting kali tepuk tangan,” tutur Choki kepada Indonesia.com, Selasa (28/12).
(thr/kid)