Jokowi Belum Dijadwalkan ke Lokasi Banjir Sintang



Jakarta, Indonesia —

Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum direncanakan mengunjungi lokasi banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Banjir Sintang terjadi sejak tiga pekan lalu dan hingga kini tak kunjung surut.

Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono mengatakan belum ada jadwal kunjungan Jokowi ke Sintang. Menurutnya, Jokowi telah menugaskan lembaga dan kementerian menangani bencana alam tersebut.

“Belum. Iya (menugaskan) BNPB,” kata Heru lewat pesan singkat kepada Indonesia.com, Minggu (14/10).

Dihubungi terpisah, Staf Khusus Mensesneg Faldo Maldini juga menyebut BNPB ditugaskan menangani banjir Sintang sejak awal. Dia juga berkata pemerintah pusat telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menangani Sintang.

Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu tak membahas rencana Jokowi berkunjung ke Sintang. Ia hanya memastikan penanganan telah dilakukan dengan optimal.

“Bantuan-bantuan sudah mulai terdistribusi, tahap satu sudah, yang tahap dua sedang diproses juga, setelah pendataan. Pemerintahan Presiden Jokowi pastikan semua berjalan sebaik-baiknya,” kata Faldo dalam keterangan tertulis, Minggu (14/10).

Sintang direndam banjir sejak tiga pekan lalu. Akses bantuan sulit masuk karena ketinggian air. Bantuan logistik baru bisa masuk usai ketinggian air menurun 30 sentimeter pada Sabtu (13/11).

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang, Sugiyanto mengatakan banjir masih menggenangi 7 Kecamatan dekat Sungai Melawi dan Kapuas.

“Kurang lebih 1-3 meter ketinggian air. Lokasinya itu di berbagai tempat, di dekat sungai. Ada 7 kecamatan,” kata Sugiyanto kepada Indonesia.com, Minggu (14/11).

Sugiyanto merinci 7 kecamatan yang masih terendam banjir antara lain Kecamatan Hilir, Binjai, Hulu, Kelam Permai, Dedai, Sepauk, Tempunak dan Sintang.

Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengatakan banjir di Sintang merupakan dampak kerusakan alam. Menurutnya, alam Kalbar rusak karena kegiatan pertambangan dan penggundulan hutan.

“DAS Kapuas yang panjangnya 1.110 km itu sudah rusak 70 persen. Nah, seiring dengan adanya penambangan emas tanpa izin, kemudian hutan gundul sana sini kemudian alih fungsi hutan, maka pendangkalan sungai semakin cepat,” ungkap Sutarmidji pada program Chat Room Indonesia TV, Jumat (12/11).

(dhf/gil)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *