Jerome Polin ‘Peragakan’ Ide Prabowo Ajarkan Matematika ke Anak TK




Jakarta, Indonesia

Konten kreator Jerome Polin merespons gagasan Presiden Prabowo Subianto yang menginginkan sains dan matematika diajarkan sejak dini, termasuk berpeluang ke siswa taman kanak-kanak.

Dalam unggahan di Instagram, Kamis (24/10), lulusan Matematika Terapan Waseda University Jepang yang dikenal kerap memberikan tips dan penjelasan terkait persoalan matematika itu memeragakan bagaimana mengajarkan matematika ke anak-anak TK.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Video itu menampilkan Jerome berpura-pura sebagai guru TK dan mengajarkan Aljabar dengan soal “1 apel + 1 apel= … apel?” dan “1 apel + 1 jeruk= …?”.

“satu apel ditambah satu apel, ada berapa apel?” kata Jerome versi guru.


“Dua apel pak,” kata Jerome versi murid TK mengacung dua jari.

“Sekarang, satu apel tambah satu jeruk, bisa ga?” kata Jerome versi guru dan dijawab Jerome versi bayi dengan “Gak bisa”.

Jerome guru menjelaskan karena apel dan jeruk berbeda, maka tidak bisa ditambah. Dirinya kemudian mengubah apel-jeruk dengan x dan y yang biasa muncul dalam formula aljabar.

Namun pengibaratan tersebut perlahan berubah menjadi penjabaran aljabar sungguhan lengkap dengan campuran formula trigonometri dan membuat murid TK menangis.

Indonesia.com sudah meminta izin Jerome Polin untuk mengutip unggahan tersebut.

[Gambas:Instagram]

Video tersebut datang setelah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengatakan Prabowo memberi perhatian pada pengembangan sains dan teknologi, dan meyakini pelajaran matematika sebagai salah satu modalnya.

“Tadi (Prabowo) menekankan pentingnya kualitas pembelajaran matematika dan bagaimana metode pembelajarannya diperbaiki,” kata Mu’ti di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (22/10).

“Ada tawaran bagaimana pelajaran matematika di tingkat SD, kelas 1-4, dan mungkin mengenalkan matematika untuk anak-anak di tingkat TK,” ujarnya.

Selain itu, Mu’ti mengatakan akan ada aturan untuk pelatihan guru matematika. Opsi lainnya, kata dia, meningkatkan pengajaran matematika di sekolah dasar (SD) kelas satu hingga empat.

Sebelumnya, mutu pendidikan Indonesia merosot selama 10 tahun pemerintahan Presiden Jokowi. Hal itu terlihat dari Programme for International Student Assessment (PISA) yang dilakukan Organization for Economic Co-operation and Development (OECD).

Penilaian itu mengukur kemampuan siswa berusia 15 tahun dalam tiga aspek. Salah satunya kompetensi matematika.

(kes/end)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *