Joko Anwar Butuh 17 Tahun Eksekusi Ide Pengepungan di Bukit Duri




Jakarta, Indonesia

Joko Anwar mengakui film kesebelasnya, Pengepungan di Bukit Duri, membutuhkan waktu 17 tahun atau sejak dari 2007 untuk memastikan diri dalam menggarap naskah film yang ia tulis sendiri tersebut.

Menurut Jokan, sapaan akrabnya, waktu yang panjang tersebut berkaitan juga dengan kedewasaan dirinya sebagai pribadi dan seorang sineas.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya menunggu selama 17 tahun,” kata Joko Anwar dalam jumpa media pada Senin (23/10). “Setelah 17 tahun menimbang-nimbang dan menajamkan skenarionya, saya merasa baru saat ini cukup dewasa untuk bisa membuat film ini,”

“Karena tadi yang saya bilang walaupun kita menonton, kita akan dapat sesuatu yang menghibur dari karakter, cerita, plot, dan sebagainya, tetapi di dalam itu juga ada isu yang sangat penting,” lanjutnya.


“Saya merasa kalau misalnya dibikin saat saya belum cukup dewasa, mungkin akan tidak sampai apa yang ingin saya sampaikan. Supaya lebih matang dan lebih dewasa (dulu),” kata Joko Anwar.

Dalam film Pengepungan di Bukit Duri yang dijadwalkan rilis pada 2025 mendatang itu, Joko Anwar akan rehat dari film dan berpetualang dalam genre laga-thriller. Film itu juga akan berisi sejumlah isu yang disebut Jokan “sangat dekat” dengan masyarakat.

“Ini soal tentang anti-kekerasan. Saya percaya bahwa ada satu masalah yang besar di Indonesia yakni kedekatan masyarakat kita dengan kekerasan,” kata Joko Anwar.

[Gambas:Video ]

“Sehingga setelah membuat film-film yang sifatnya escapism, menawarkan entertainment, alangkah baiknya kalau misal film saya yang ke-11, setelah 10 film selama 20 tahun, alangkah baiknya kalau misalnya memulai dari awal lagi dengan sesuatu tema penting, relevan, buat masyarakat Indonesia,” katanya.

Pengepungan di Bukit Duri akan berlatar Indonesia pada 2027 yang mengalami pergolakan dan di ambang kehancuran karena diskriminasi dan kebencian rasial. Film ini juga menampilkan kehidupan siswa-siswa bermasalah dari sebuah sekolah ‘buangan’.

Pada masa itu, hidup Edwin yang merupakan seorang guru pengganti di Sekolah Menengah Atas Duri dan harus menghadapi pertarungan untuk bertahan hidup di tengah-tengah situasi yang kacau.

Pengepungan di Bukit Duri dibintangi oleh Morgan Oey, Omara Esteghlal, Hana Pitrashata Malasan, Endy Arfian, Fatih Unru, Satine Zaneta, Dewa Dayana, Florian Rutters, Faris Fadjar Munggaran, Sandy Pradana, Farandika, Raihan Khan, Sheila Kusnadi, Millo Taslim, dan Bima Azriel.

Film ini dijadwalkan tayang pada 2025 di bioskop dan menggandeng Amazon MGM Studios, yang membuat film ini memungkinkan ditayangkan global dengan judul The Siege of Thorn High.

(kes/end)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *