Kapan ‘Golden Period’ untuk Mengajarkan Si Kecil Berbicara?


Daftar Isi



Jakarta, Indonesia

Golden period atau periode emas perkembangan anak sangat penting. Pada masa ini, orang tua perlu memaksimalkan kesempatan untuk anak belajar dan menguasai lingkungannya, termasuk salah satu mengajarkan berbicara untuk mencegah terjadinya speech delay.

Dokter spesialis anak Fitri Hartanto mengatakan, setiap anak memiliki proses tumbuh kembang masing-masing yang saling berbeda. Namun, sekitar 75-90 persen anak memiliki kemampuan yang sama untuk menerima pembelajaran.

“Dua tahun pertama pada anak adalah golden period. Kita harus memanfaatkannya dengan pembelajaran positif. Kalau anak terpapar hal negatif di masa itu, bisa-bisa mengganggu tumbuh kembangnya di masa depan,” ujar Fitri dalam webinar bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Selasa (15/10).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Golden period sendiri meliputi 1.000 hari pertama kehidupan anak yang dihitung sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun.

Sayangnya, masih banyak anak yang tidak memiliki pola asuh maksimal pada periode emas ini. Tak jarang hal ini memicu masalah komunikasi dan speech delay.

Padahal, menurut Fitri, pada golden period ini, masa otak anak bertumbuh secara maksimal. Mengutip berbagai sumber, pada masa ini juga terjadi perkembangan kepribadian, pembentukan pola perilaku, sikap, dan ekspresi.

Kemampuan bicara anak

Untuk mengenali keterlambatan pertumbuhan pada anak, Fitri menyarankan orang tua untuk melihat milestone berbicara pada anak.

“Ada milestone bicara untuk mengetahui anak ini ada keterlambatan [pertumbuhan] atau tidak. Milestone ini untuk membandingkan apakah anak ini bermasalah atau tidak pada kelompok usia tertentu,” ujar Fitri.

Milestone sendiri memiliki 6 stage (tahapan), berikut di antaranya.

1. Stage 1: Cooing dan gurgles (0-3 bulan dan 3-6 bulan)




Ilustrasi bayi menangisIlustrasi. Ada beberapa milestone yang umumnya dilalui anak. (iStock/damircudic)

Anak memasuki tahap mengeluarkan suara pertama kali. Suara yang dikeluarkan belum terdengar jelas dan tidak dapat dipahami. Seperti “oh” dan “uh” atau suara rengekan kecil.

2. Stage 2: Babbling (6-9 bulan)

Anak mulai mengoceh dengan perpaduan huruf konsonan dan vokal. Pada tahap ini, ucapan anak mulai bisa dimengerti. Misalnya, “pa-pa” atau “ma-ma“. Si kecil juga rajin mengulang-ulang kata.

3. Stage 3: Imitation (9-12 bulan)

Hati-hati, pada tahap ini anak kerap menirukan apa yang diucapkan oleh orang tuanya.

4. Stage 4: True speech (12-18 bulan)

Anak menunjukkan kemampuan bicaranya dengan mengeluarkan kata pertama yang dapat dimengerti. Anak mulai paham arahan orang tua dan bisa menunjuk benda di sekitarnya.

5. Stage 5: Speech readiness (>18 bulan)

Tahap ini anak bisa berbicara tanpa henti. Mulai menggabungkan dua kata, walaupun belum terdengar jelas. Mereka mulai menghafal dan mengenali lingkungan sekitarnya.

6. Stage 6: Development of consonant articulation (6-8 tahun)

Anak mulai mengerti cara berkomunikasi. Mereka bisa berkomunikasi dengan lancar dan mulai memahami baik setiap kata yang baru didengar.

(pli/asr)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *