RI Era Jokowi Lebih Merapat Kuat ke China dan Timteng



Daftar Isi



Jakarta, Indonesia

Presiden Republik Indonesia ke-7, Joko Widodo (Jokowi), akan segera mengakhiri jabatannya pada Minggu (20/10) mendatang.

Ia akan digantikan oleh presiden terpilih, Prabowo Subianto, yang juga akan dilantik pada hari yang sama.

Selama 10 tahun menjabat sejak 2014, arah kebijakan luar negeri Jokowi cenderung merapat ke China dan negara-negara Timur Tenga. Sebab, sejak awal menjabat, pria asal Solo itu sudah banyak melakukan kerja sama dengan Timteng dan China.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kerja sama dengan negara Timteng

Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Jokowi sudah banyak melakukan kerja sama dengan negara-negara Timur Tengah. Beberapa di antaranya, seperti Uni Emirat Arab (UAE), Arab Saudi, dan Qatar.

Salah satu bukti nyata kedekatan Indonesia dengan negara Timur Tengah adalah kehadiran Tol MBZ. Tol ini awalnya bernama Tol Jakarta-Cikampek II Elevated yang diresmikan pada 12 Desember 2019.

Namun, nama tol layang sepanjang 36,84 kilometer itu resmi berubah menjadi Jalan Layang MBZ Sheikh Mohammed Bin Zayed pada April 2021.

Nama itu merujuk pada pemimpin Abu Dhabi, Sheikh Mohamed Bin Zayed, sebagai penghormatan bagi UAE yang telah menjalin hubungan diplomatik selama 45 tahun dengan Indonesia.

Jalan Tol Layang MBZ dibangun untuk memisahkan pergerakan komuter jarak pendek Jakarta-Bekasi-Cikarang dengan pergerakan jarak jauh tujuan Cirebon, Bandung, Semarang, dan Surabaya, khususnya golongan I non-bus dengan kecepatan maksimal berkendara adalah 80 km/jam.

Kerja sama dengan China

Selain dengan negara Timur Tengah, Indonesia juga punya hubungan yang erat dengan China. Sebab, kedua negara tersebut sudah menjalin kerja sama di berbagai bidang sejak lama.

Salah satu contoh bukti kerja sama Indonesia dan Negeri Tirai Bambu adalah kehadiran Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang saat ini jadi primadona bagi masyarakat yang ingin melakukan perjalanan dari Jakarta ke Bandung.

Pada 2015, Konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), dan konsorsium perusahaan perkeretaapian Tiongkok, Beijing Yawan HSR Co. Ltd, membentuk perusahaan patungan yang dinamakan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), seperti dikutip laman resmi KCIC.

Pada 2 Oktober 2023, Presiden Jokowi meresmikan KCIC di Stasiun Halim, Jakarta. Peresmian ini menandai telah usainya seluruh pembangunan proyek kereta cepat di Indonesia. KCIC ini kemudian diberi nama baru, yakni Whoosh yang merupakan singkatan dari Waktu Hemat, Operasi Optimal, dan Sistem Hebat.

Kemudian, pada 17 Oktober 2023, Whoosh resmi beroperasi secara komersial. Peresmiannya dilakukan oleh Presiden RI Joko Widodo dan Presiden China Xi Jinping di Beijing.

Asumsi para pengamat

Keeratan hubungan Indonesia dengan negara Timur Tengah dan China menuai respons dari para pengamat.

Mengenai relasi Indonesia-China, misalnya, pakar hubungan internasional Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah, juga menilai bahwa hal itu terjadi karena Indonesia dan China pernah menyepakati ikatan kerja sama yang lebih komprehensif sejak 2013 lalu.

“Memang kita (Indonesia) punya hubungan yang lebih mesra dengan China sekarang, ini tak lepas dari kesepakatan penguatan kemitraan kerja sama bilateral yang naik ke level comprehensive strategic pada 2013 lalu.

“Jadi, ya, tidak heran (kalau relasi Indonesia-China mendekat) karena perjanjian itu kan harus diimplementasikan,” kata Rezasyah.

Namun, Wakil Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dewi Fortuna Anwar, punya pandangan berbeda soal relasi Indonesia dan China. Ia berasumsi, meski punya keeratan hubungan dengan China, Indonesia tetap main aman.

Sebab, Indonesia tidak mau terlalu terlena dalam menjalani hubungannya dengan China. Hal itu karena China sering kali memberi jebakan utang terhadap negara-negara yang menjalin hubungan dengannya. Istilah ini dikenal dengan sebutan Chinese Debt Trap.

“Meski hubungan bilateral semakin dekat antara Jakarta dan Beijing, Indonesia berupaya bermain aman dalam menggambarkan ambivalensi yang mendalam terhadap China dan menghindari terlihat terlalu dekat dengan China,” kata Dewi.

(gas/bac)


[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *