Sampah Menggunung Tutupi Ruas Jalan Ciputat, Diduga TPS Overload




Jakarta, Indonesia

Tumpukan sampah setinggi hampir dua meter menutupi salah satu ruas Jalan Otista Raya, tepat di sisi Pasar Cimanggis, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (22/4).

Sampah-sampah yang didominasi oleh limbah pasar dan rumah tangga itu terlihat memadati jalur kanan jalan hingga mengganggu pandangan dan kenyamanan warga yang melintas maupun beraktivitas di sekitar pasar.

Berdasarkan pantauan Indonesia.com di lokasi, kondisi arus lalu lintas masih terpantau lancar. Namun, hanya satu ruas jalan yang bisa dilalui kendaraan karena sisi lainnya dipenuhi sampah.



ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, warga masih terlihat membuang sampah ke tumpukan yang sudah menggunung itu. Aroma tak sedap pun tercium kuat dari kejauhan.

Udin (70), petugas kebersihan pasar yang biasa berjaga di area dalam pasar menyebut tumpukan sampah mulai terjadi setelah Lebaran.





Ia menyebut kendala utama terletak pada tempat pembuangan sampah (TPS), yakni TPS Cipeucang, Serpong, yang sudah tidak memadai.

“Dari habis lebaran emang tempat pembuangan sampah di sananya numpuk. (Sampah di sini) belum bisa masuk. Kalau TPS kosong seperti kaya dulu, itu bisa 3-4 rit dijatahin. Kalo sekarang mah 1 rit saja maksa,” ujar Udin saat ditemui Indonesia.com di lokasi, Selasa (22/4).

Menurutnya, mobil pengangkut sampah sering kali tidak bisa langsung masuk karena menumpuknya sampah di TPS Cipeucang.

“Tempatnya sudah enggak memadai. Padahal pembuangannya lima hektar itu, penuh. Sampai ke kantor-kantor tertutup,” katanya.

Meski kondisi tersebut dianggap meresahkan, Udin mengaku sudah terbiasa dengan situasi seperti ini.

“Ya, dibilang meresahkan iya, tapi dibilang biasa-biasa saja juga udah enggak kaget kalau di sini mah. Udah begini keadaannya mau digimanain lagi,” lanjutnya.

Sebelumnya, sejumlah warga mulai mengeluhkan tumpukan sampah tersebut karena menghalangi akses jalan dan menimbulkan bau tak sedap.

Namun, menurut Udin, sejauh ini belum banyak yang menyampaikan keluhan secara langsung.

“Belum. Biasa-biasa saja. Mau komplain gimana, orang dia juga pada buang sampahnya di sini. Dari rumah, dari dagang,” tambahnya.

Ia juga menambahkan bahwa petugas dari Dinas Kebersihan sebenarnya tetap datang setiap hari, hanya saja ketersediaan kendaraan pengangkut yang menjadi masalah utama.

“Ada. Tadi udah ngangkatin. Emang kendaraannya yang enggak ada, jadi ya sudah pada nganggur saja nongkrong-nongkrong, paling nungguin orang pada buang,” ujarnya.

Meski sudah tak lagi menjadi petugas aktif, Udin tetap turun tangan jika kondisi di dalam pasar memburuk.

“Kalau udah ke mana-mana, saya turun tangan. Saya mah bagian dalam (pasar). Tapi kalau kurang bersih saya turun tangan. Jangan sampai orang pasar komplain kurang bersih,” katanya.

Dalam keterangannya, Udin menyebut setidaknya dua truk sudah mengangkut sebagian sampah hari ini, sementara sisa lainnya dirapikan secara manual oleh para pekerja. Namun, hingga kini belum ada kepastian kapan seluruh sampah yang menggunung itu akan dibersihkan secara tuntas.

(kay/isn)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *