Alasan Putin Mendadak Setuju Setop Perang 3 Hari di Ukraina
Jakarta, Indonesia —
Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengumumkan gencatan senjata di Ukraina selama tiga hari pada Mei mendatang.
Putin mengatakan “semua aksi militer” di Ukraina akan ditangguhkan mulai tanggal 8 Mei hingga 11 Mei.
Dalam sebuah pernyataan pada Senin (28/4), Kremlin menyatakan gencatan senjata ini diumumkan Putin “berdasarkan pertimbangan kemanusiaan”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rusia pun meminta Ukraina untuk ikut menurunkan senjata, karena jika tidak, pihaknya akan “memberikan tanggapan yang memadai dan efektif.”
“Pihak Rusia sekali lagi menyatakan kesiapan untuk perundingan perdamaian tanpa prasyarat, yang bertujuan menghilangkan akar penyebab krisis di Ukraina dan pembicaraan konstruktif dengan mitra internasional,” demikian pernyataan Kremlin, seperti dikutip BBC.
Tanggal 8-11 Mei ini juga bertepatan dengan perayaan kemenangan Rusia atas Perang Dunia Kedua.
Menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Putin meminta gencatan senjata pada kurun waktu tersebut demi memastikan ketenangan selama parade.
“Untuk beberapa alasan, semua orang diharapkan menunggu sampai 8 Mei untuk melakukan gencatan senjata demi memastikan ketenangan bagi Putin selama parade,” kata Zelensky, seperti dikutip The Guardian.
“Kami menghargai nyawa orang dan bukan parade. Kami percaya bahwa dunia meyakini tak ada alasan untuk menunggu sampai 8 Mei. Dan gencatan senjata seharusnya tidak berlangsung selama beberapa hari hanya untuk melanjutkan pembunuhan setelahnya,” tegas Zelensky.
Zelensky menegaskan ia ingin gencatan senjata dilakukan selama setidaknya satu bulan dan tanpa syarat. Waktu ini diperlukan untuk menyediakan “dasar diplomasi nyata”.
“Jika Rusia benar-benar menginginkan perdamaian, mereka harus segera menghentikan tembakan. Kenapa harus menunggu sampai 8 Mei? Jika tembakan dapat dihentikan sekarang dan sejak tanggal berapa pun selama 30 hari, maka itu adalah gencatan senjata yang sebenarnya, bukan hanya untuk parade,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina Andriy Sybiha, di media sosial.
Pengumuman Putin ini sendiri muncul di saat Amerika Serikat meningkatkan tekanan pada Rusia dan Ukraina untuk segera mencapai kesepakatan guna mengakhiri perang.
Presiden AS Donald Trump pada Minggu (27/4) mendesak Rusia untuk menghentikan serangannya di Ukraina dan di saat yang sama, Menteri Luar Negeri Marco Rubio mengancam bahwa AS akan berhenti memediasi upaya perdamaian jika tak ada kemajuan dalam prospek ini.
“Saya sangat kecewa karena rudal diluncurkan oleh Rusia,” kata Trump sekembalinya ke Gedung Putih.
“Saya ingin [Putin] berhenti menembak, duduk, dan menandatangani kesepakatan,” lanjutnya.
Pengumuman gencatan senjata Putin sendiri sudah disambut oleh Gedung Putih. Meski begitu, AS mendesak Rusia untuk melakukan gencatan senjata permanen, bukan hanya beberapa hari.
(blq/dna)