Alasan Hacker Bobol Situs Polri: Sikap Pemerintah pada Rakyat
Hacker atau peretas asal Brasil bobol situs Polri karena tidak suka cara pemerintah Indonesia perlakukan masyarakatnya. Alasan tersebut muncul karena hacker dengan kode nama Son1x ini sering mendapat cerita dari orang-orang Indonesia.
“Saya melakukan ini karena saya tidak mendukung pemerintah dan apa yang mereka lakukan pada masyarakatnya,” kata peretas ini dalam bahasa Inggris di situs Ghostbin.
Hacker tersebut mengaku kerap berkomunikasi dengan orang-orang Indonesia yang menceritakan kehidupan mereka di Indonesia.
“Banyak orang yang mengontak saya dan menceritakan tentang situasi kehidupan mereka di Indonesia. Sehingga saya berpihak ke mereka, dan memutuskan untuk menolong dengan apa yang saya bisa,” ujarnya.
Son1x yang tergabung dalam tim hacker theMx0nday ini menyebut dirinya beraksi seorang diri dalam serangan yang membocorkan data internal lembaga kepolisian ini.
“Orang-orang tidak seharusnya bekerja atau mendukung pemerintah, pemerintah lah yang harusnya melakukan ini,” tulisnya seraya menegaskan pemerintah sebagai alasan dalam serangan.
Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri tengah mendalami kasus pembobolan data yang diduga melibatkan informasi pribadi anggota Polri dan orang-orang terdekatnya sebagaimana yang disebutkan peretas dalam laman tersebut.
“Sedang ditangani oleh Dittipidsiber Bareskrim. Nanti kalau sudah ada update-nya diinfokan,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi, Kamis (18/11).
Selain di situs Ghostbin, peretas juga membagikan dua tautan di akun Twitternya @Son1x666 untuk mengunduh file yang berisi data-data tersebut.
Dalam postingan tersebut terdapat dua tautan yang berukuran sama yaitu 10,27 MB. Data yang dibagikan itu dinamai ‘polrileak.txt’ dan ‘polri.sql’.
Data Polri yang Bocor
Data yang dibeberkan hackers secara gratis ini di antaranya terdiri dari:
- Nama
- Pangkat
- Tempat dan tanggal lahir
- Satuan Kerja
- Jabatan
- Agama
- Golongan darah
- Pendidikan umum terakhir
- Pendidikan jenjang terakhir
- Putusan sidang
- Jenis pelanggaran
- ID Propam
- Tanggal hukuman
Namun, berdasarkan pantauan Indonesia.com sejak Kamis (18/11) pukul 11.48 WIB, akun tersebut tak bisa diakses. Ada keterangan bahwa akun tersebut dibekukan oleh pihak Twitter.
Beberapa waktu lalu hacker yang sama juga tercatat melakukan serangan ke sejumlah Lembaga pemerintah seperti BPPT dan BSSN, namun metode yang digunakan adalah serangan deface sehingga tidak mencederai informasi pribadi orang lain.
(lnn/fjr)