Ngiler saat Tidur, Normal atau Penyakit?
Daftar Isi
Jakarta, Indonesia —
Air ludah yang keluar dari mulut saat tidur dialami banyak orang. Tapi, ngiler saat tidur, normal atau berbahaya?
Menukil laman Sleep Foundation, dalam banyak kasus, meneteskan air liur saat tidur adalah hal yang normal. Produksi air liur akan bervariasi sepanjang hari, sesuai dengan ritme sirkadian.
Umumnya, seseorang mengeluarkan air liur lebih banyak di siang hari dan lebih sedikit di malam hari. Namun, produksi air liur terus berlanjut selama tidur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Air liur pada dasarnya memiliki tugas penting untuk menjaga mulut dan tenggorokan agar tetap terlumasi yang dibutuhkan untuk kesehatan.
Namun, air liur yang terus menetes saat tidur berpotensi memicu bau mulut dan dehidrasi.
Penyebab ngiler saat tidur
Ngiler terjadi saat tubuh terlalu banyak memproduksi air liur atau mengalami gangguan menelan. Produksi air liur berlebih dikenal sebagai hipersalivasi.
Meski normal, tapi ngiler saat tidur bisa terjadi karena beberapa faktor berikut.
1. Posisi tidur
Tidur terlentang membuat air liur tetap berada di mulut atau mengalir ke tenggorokan. Tapi, tidur dengan posisi miring atau tengkurap membuat air liur cenderung bergerak ke bawah menuju bantal.
2. Infeksi dan alergi
Flu, radang tenggorokan, dan alergi musiman menyebabkan peradangan pada sinus dan menyumbat saluran pernapasan. Hal ini membuat Anda bernapas melalui mulut dan mengeluarkan lebih banyak air liur.
3. GERD
|
Orang dengan GERD bakal mengalami kesulitan untuk menelan. Sensasi seperti ada benjolan di kerongkongan pada orang dengan GERD dapat memicu produksi air liur.
4. Sleep apnea
Sleep apnea ditandai dengan jeda sementara dalam bernapas saat tidur. Bernapas lewat mulut sering memperburuk sleep apnea.
Bernapas lewat mulut saat tidur juga dapat meningkatkan kemungkinan meneteskan air liur. Pasalnya, air liur lebih mudah keluar saat mulut terbuka.
5. Kondisi medis tertentu
Beberapa kondisi medis bisa memicu produksi air libur berlebih. Sebut saja cerebral palsy, radang selaput otak, stroke, dan cedera otak.
(asr/asr)