Sutradara Buka Suara soal Korsel Mau Remake Agak Laen
Jakarta, Indonesia —
Sutradara sekaligus penulis naskah Muhadkly Acho buka suara mengenai perusahaan Korea Selatan Barunson E&A kini memegang license untuk remake atau pembuatan ulang Agak Laen.
Tak hanya Agak Laen (2024), perusahaan itu juga kini pegang hak adaptasi Agak Laen 2 yang masih diarahkan Muhadkly Acho dan direncanakan tayang tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ada aja gebrakannya,” tulis Muhadkly Acho di Instagram Story disertai emoji tertawa terbahak-bahak. Ia pun turut menyematkan lagu Agak Laen dalam unggahan itu merespons pemberitaan itu.
Indonesia.com telah meminta izin kepada Muhadkly Acho untuk mengutip unggahan itu.
Agak Laen (2024) merupakan film komedi horor hasil adaptasi podcast populer bertajuk serupa yang menceritakan sekelompok sahabat berusaha membuat rumah hantu yang mereka kelola menjadi menyeramkan, tapi malah menelan nyawa orang lain.
Film garapan sutradara Muhadkly Acho menempati peringkat kedua dengan capaian 9.125.188 juta penonton. Capaian film komedi itu menjadi kejutan karena Agak Laen awalnya tidak diperhitungkan sanggup meraup angka fantastis.
Kesuksesan itu membuat Agak Laen lanjut ke Agak Laen 2 yang dijadwalkan tayang kuartal keempat 2025.
Variety pada Selasa (6/5) memberitakan hal itu dibuat berdasarkan kesepakatan antara Barunson E&A serta Imajinari selaku rumah produksi Agak Laen.
Kesepakatan itu juga buat mereka pegang hak pembuatan ulang internasional Tinggal Meninggal, film komedi horor terbaru yang dijadwalkan tayang pada Agustus 2025.
Belum ada informasi lebih lanjut mengenai remake Agak Laen di bawah rumah produksi film Parasite tersebut.
Sebelum memegang license untuk remake Agak Laen, Agak Laen 2, dan Tinggal Meninggal, perusahaan di balik film pemenang Oscar Parasite itu sudah sering ikut dalam produksi beberapa film Indonesia, seperti 13 Bombs, Respati, hingga reboot Rangga & Cinta.
Langkah strategis ini menandakan evolusi Barunson dalam memantapkan langkah mengamankan lisensi hak pembuatan ulang atau remake dengan fokus pada pasar film Asia Tenggara yang sedang berkembang pesat, termasuk Indonesia.
“Bersama Imajinari, kami melihat sebuah studio yang unggul dalam menceritakan kisah-kisah yang sangat relevan – tentang keluarga, cinta, dan hubungan antarmanusia – tetapi dengan perspektif yang segar dan menghibur,” kata Yoonhee Choi, CEO Barunson E&A.
“Kami senang dapat memperkenalkan IP unik mereka kepada khalayak global dan berbagi suara-suara kreatif yang layak mendapatkan pengakuan yang lebih luas.”
(chri)