Kebangkitan Mobil Listrik dan Janji Jokowi Perangi Perusakan Hutan
Jakarta, Indonesia —
Mimpi Indonesia mengembangkan ekosistem kendaraan listrik disebut bisa bermasalah dengan janji memerangi deforestasi yang telah dibuat Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Saat ini, sejumlah produsen kendaraan listrik global melihat Indonesia sebagai negara yang memiliki cadangan berlimpah nikel, bahan baku utama baterai kendaraan listrik. Indonesia pada 2020 tercatat memproduksi sekitar 760.000 ton nikel.
Survei Geologi AS menyebut Indonesia masih memiliki 21 juta ton cadangan nikel dan itu lebih banyak dari negara lain. Indonesia menyumbang sekitar 30 persen produksi nikel dunia dan sekitar 22 persen dari cadangan global, ini membuat posisi Indonesia sangat penting untuk memastikan pasokan bahan baku pembuatan baterai stabil.
Pemerintah Indonesia juga sudah memberi dukungan penuh untuk membangkitkan industri kendaraan listrik dengan segala potensi yang dimiliki. Pergerakan ini juga menjadi salah satu kampanye yang digaungkan di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021.
Indonesia menargetkan bisa mencapai zero emission pada 2060. Kementerian Perindustrian Indonesia telah membuat peta jalan di mana kendaraan listrik menyumbang 20 persen dari total penjualan kendaraan di dalam negeri pada 2025. Selain itu Indonesia juga ditargetkan sebagai pusat manufaktur kendaraan listrik.
Pemerintah Indonesia sudah memberikan berbagai insentif guna memacu penjualan, termasuk memangkas pajak barang mewah untuk kendaraan listrik sepenuhnya menjadi nol. Kendaraan listrik juga mendapat keistimewaan lain misalnya dibebaskan dari aturan ganjil-genap di Jakarta yang membatasi pergerakan kendaraan berdasarkan pelat nomor.
Indonesia juga ingin membangun rantai pasokan kendaraan listrik di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan global, mulai dari penambangan nikel hingga produksi baterai dan kendaraan. Ini akan memposisikan Indonesia sebagai pemain kunci dalam rantai pasokan kendaraan listrik global.
Korea Selatan dan China
Produsen otomotif dari China, Korea Selatan, dan beberapa negara lain disebut mengandalkan dorongan dari pemerintah Indonesia untuk meningkatkan penjualan kendaraan listrik.
Hyundai sudah menyatakan komitmennya memproduksi mobil listrik di Indonesia pada 2022. Produsen asal Korea Selatan ini juga telah memulai pembangunan pabrik baterai di Tanah Air atas hasil kerja sama dengan LG Energy Solution.
“Kami sebagai produsen dan industri berupaya memberikan produk terbaik. Infrastruktur stasiun pengisian sudah tersedia dari Medan hingga Ambon. Yang jelas era kendaraan listrik sudah dimulai dan kita semua mendukungnya,” ucap Makmur.
Wuling Motors Indonesia menjadi salah satu perusahaan yang menggembar-gemborkan kendaraan listrik harga terjangkau di GIIAS 2021.
Wakil Presiden Wuling Motors Indonesia, Han Dehong, mengatakan, perusahaan akan meluncurkan mobil platform GSEV atau produk kendaraan listrik global berukuran kecil di Indonesia pada tahun depan dan juga berencana memproduksinya di pabrik mereka di dalam negeri sebagai langkah selanjutnya.
“Harganya pasti akan terjangkau. Sebagai pemain global dan pabrikan lokal di Indonesia, Wuling selalu mendukung program pemerintah untuk mempercepat elektrifikasi kendaraan dan berjanji untuk ikut membangun ekosistem EV,” kata Dehong seperti diberitakan Nikkei Asia.
Selain itu, pabrikan mobil Inggris, MG, yang sekarang berada di bawah SAIC Motor China juga mengatakan akan meluncurkan kendaraan listrik di Indonesia. Namun tidak ada rincian soal strategi ini.
Produksi baterai
Pabrik baterai kolaborasi Hyundai dan LG terlihat hanya sebagai langkah awal pengembangan industri, sebab ada kemungkinan berbagai investasi di bidang ini akan masuk lebih banyak ke Indonesia. Akumulasi peningkatan industri pembuatan baterai akan memposisikan Indonesia sebagai pemain kunci dalam rantai pasokan kendaraan listrik global.
Pada sisi lain, produksi baterai memungkinkan membuat biaya produksi kendaraan listrik menjadi lebih murah. Hal ini akan menggiring kendaraan listrik menjadi lebih terjangkau untuk masyarakat.
Perusahaan lain seperti Tesla dari AS, CATL dari China, dan Foxconn dari Taiwan juga telah menyatakan minatnya mengembangkan industri kendaraan listrik dan baterai di Indonesia.
Bagi produsen Korea Selatan dan China, memproduksi mobil listrik di Indonesia adalah sarana masuk ke pasar penjualan mobil di dalam negeri yang saat ini dikuasai produsen Jepang. Pada Januari hingga September, merek Jepang menguasai sekitar 90 persen penjualan mobil di Indonesia.
Meski begitu produsen Jepang tertinggal dalam hal pengembangan kendaraan listrik, ini membuka persaingan bagi negara lain membuat terobosan baru dan menggaet konsumen.
Janji Jokowi Memerangi Deforestasi