Jejak Kedekatan Paus Leo XIV dengan Mendiang Paus Fransiskus
Jakarta, Indonesia —
Paus Leo XIV yang punya nama lahir Robert Francis Prevost menjadi sorotan setelah terpilih menjadi pemimpin Gereja Katolik dunia dalam conclave pada Kamis (8/5)
Paus Leo XIV punya kedekatan dan persamaan visi dengan mendiang Paus Fransiskus. Ia diangkat menjadi uskup agung pada 2023, beberapa bulan setelahnya ditahbiskan sebagai kardinal.
Saat muncul perdana ke publik, Paus mengatakan gereja harus membuka diri dan menjadi jembatan di tengah situasi dunia saat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara pandang tersebut tak jauh beda dengan mendiang Paus Fransiskus yang ingin menjadikan gereja sebagai rumah sakit setelah pertempuran.
Kedekatan Paus Leo XIV dengan Paus Fransiskus
Salah satu tanda kedekatan ini tercermin saat Prevost menyampaikan pidato perdananya sebagai Paus baru.
Dalam pidato itu, dia tak perlu waktu lama merujuk ke Paus sebelumnya bahkan menyampaikan terima kasih.
“Marilah kita dengarkan suara Paus Fransiskus yang lemah tapi selalu berani, yang memberkati Roma dan dunia di pagi hari saat Paskah. Izinkan saya meneruskan berkat yang sama,” kata dia.
Dia lalu berujar, “Terima kasih Paus Fransiskus. Terima kasih kepada saudara-saudara kardinal saya yang telah memilih saya untuk menjadi penerus Petrus dan untuk berjalan bersama Anda sebagai Gereja yang bersatu, yang bersama-sama mencari kedamaian dan keadilan.”
Pidato perdana mendiang Fransiskus menekankan persatuan dan perdamaian global. Jika pernyataan ini dijadikan acuan oleh Leo XIV, maka pidato itu bisa menjadi salah satu pilar kepausan dia.
Fakta bahwa Leo menarik persamaan dengan pendahulunya tak mungkin terjadi secara kebetulan. Pemilihan ini menandakan kesinambungan bagi umat Katolik, demikian laporan ABC Net.
Selain itu banyak pihak yang berharap dia menjadi Paus Fransiskus ke dua yang fokus ke masalah kemiskinan, perdamaian, hingga krisis iklim.
Doa saat Paus Fransiskus sakit
Sebelum wafat, Paus Fransiskus sempat dirawat di rumah sakit pada pertengahan Februari hingga akhir Maret karena kompilasi penyakit dan pneumonia ganda.
Lalu pada 3 Maret, Prevost memimpin doa rosario untuk kesehatan dia di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.
Sebelum itu, tepatnya pada 6 Februari, Paus Fransiskus mengangkat Prevost menjadi Ordo Uskup dan memberi gelar Suburbicarian Church of Albano. Tiga hari kemudian, dia menghadiri misa yang dipimpin Paus Fransiskus, demikian dikutip Vatican News.
Kepercayaan mendiang Paus Fransiskus ke Prevost juga terlihat saat dia diangkat menjadi Uskup Agung dan kemudian kardinal pada 2023.
Paus Fransiskus juga menunjuk langsung Prevost untuk menjadi kepala Disktateri Vatikan yang bertanggung jawab memeriksa nominasi pendeta senior di seluruh dunia.
Dalam tugas itu, Prevost melakukan tindakan reformis dengan melibatkan tiga perempuan dalam pemilihan uskup mana yang akan disetorkan ke Paus.
(isa/dna)