Keluarga Cerita Paus Leo XIV Nonton Conclave Sebelum Ikut Konklaf




Jakarta, Indonesia

Kardinal Robert Prevost atau kini Paus Leo XIV ternyata menonton film Conclave untuk mempersiapkan diri sebelum mengikuti konklaf secara langsung beberapa waktu lalu.

Hal itu diungkapkan salah satu kakak laki-laki Robert Prevost beberapa saat sebelum sang adik bersama kardinal lainnya melakukan pemilihan Paus baru.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Robert merupakan anak bungsu dari Prevost bersaudara. Ia memiliki dua kakak laki-laki, yakni Louis yang tertua dan John yang kedua.

“Saya berkata, ‘Kamu siap untuk ini (konklaf)? Kamu sudah nonton film Conclave belum, jadi kamu tahu bagaimana harus bersikap?'” cerita John dalam wawancara bersama NBC News pada Jumat (9/5).




“Dan dia ternyata baru saja menonton Conclave,” tutur John sambil tertawa. “Jadi dia tahu harus bagaimana.”

[Gambas:Video ]

John kemudian mengatakan semua ia ketahui saat berkomunikasi dengan Robert sebelum konklaf dimulai. Ia mengaku mencoba mengalihkan pikiran adiknya itu jelang proses besar yang dinantikan dunia.

Keduanya bahkan sempat bermain Wordle atau permainan kata yang memang sering mereka lakukan sehari-hari, hingga membahas soal kaos kaki merah Robert.

“Saya ingin mengalihkan pikirannya dari itu [konklaf yang sebenarnya], Anda tahu, menertawakan sesuatu karena ini sekarang menjadi tanggung jawab yang luar biasa,” tutur John.

Robert menjadi satu dari sejumlah kardinal yang disebut menonton Conclave (2024) sebelum mengikuti konklaf untuk memilih Paus baru penerus Paus Fransiskus yang meninggal dunia pada 21 April 2025.

Sebagian kardinal menonton Conclave sebagai bahan riset proses pemilihan Paus. Sumber dari kalangan rohaniawan mengatakan beberapa di antaranya bahkan telah menonton film itu di bioskop.

Conclave jadi bahan referensi karena film itu digadang-gadang memberikan gambaran akurat proses pemilihan Paus di dunia nyata. Bahkan, akurasi penggambaran itu telah diakui kardinal yang pernah mengikuti konklaf pada masa lalu.

Film arahan Edward Berger itu juga membantu para kardinal baru yang ditunjuk oleh Paus Fransiskus. Mereka tidak pernah mengikuti conclave, sehingga belum punya pengalaman tentang protokol hingga situasi di dalam Kapel Sistina.

John kemudian mengaku, meskipun tahu adiknya selalu serius dalam panggilan melayani dan menginjil, selaku kakak ia meragukan peluang adiknya menjadi Paus menggantikan Paus Fransiskus.

Hingga ia mendapatkan kabar bahwa Robert menjadi satu dari tiga yang dipertimbangkan serius untuk menjadi penerus Paus Fransiskus.

“Dia [Robert] tidak berpikir ke sana,” kata John. “Saya juga rasa tidak dan Rob tidak percaya. Saya harus katakan bahwa Paus Leo sama sekali tidak percaya (bisa menjadi Paus), karena tidak akan ada Paus dari Amerika.”

“Tapi dari yang saya baca dan dengar, ada tiga kandidat. Kardinal dari Filipina (Luis Antonio Tagle), Kardinal Gereja Katolik Italia (Pietro Parolin), dan dia (Robert),” tutur John.

Dalam konklaf sesungguhnya yang dimulai sejak Rabu (7/5), para kardinal melakukan pengambilan suara dua kali tapi berujung asap hitam yang mengepul dari cerobong Kapal Sistina atau berarti belum ada Paus baru.

Hingga pada Kamis (8/5), asap putih mengepul yang disambut sukacita dunia karena telah terpilih Paus baru, yakni Kardinal Robert Prevost yang memilih Leo sebagai nama kepausannya.

Hal itu cukup mengejutkan karena Robert Prevost menjadi Paus pertama dari Amerika.

“Ini benar-benar tidak nyata, ini benar-benar surealis,” katanya. “Ini adalah hal yang luar biasa untuk diterima, tetapi ini adalah sesuatu yang sangat membanggakan.”

[Gambas:Instagram]

(chri)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *