Marks & Spencer Diserang Ransomware, Data Pribadi Pelanggan Dicuri
Jakarta, Indonesia —
Perusahaan ritel asal Inggris, Marks & Spencer (M&S), mengumumkan bahwa sebagian data pribadi pelanggan mereka telah dicuri. Hal ini terjadi dalam serangan siber yang telah melumpuhkan layanan daring perusahaan selama beberapa minggu terakhir.
Sejak akhir pekan Paskah, operasional M&S terganggu akibat serangan ransomware. Akibatnya, perusahaan terpaksa menghentikan sementara penjualan online, pembayaran nirsentuh di toko fisik, bahkan kegiatan rekrutmen.
“Kami sedang mengirimkan pemberitahuan kepada pelanggan bahwa, karena sifat insiden ini yang sangat kompleks, sebagian data pribadi mereka telah dicuri,” demikian pernyataan resmi dari M&S, Selasa, menukil AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data yang dicuri kemungkinan mencakup nama, tanggal lahir, alamat rumah, dan nomor telepon pelanggan. Namun, M&S menegaskan bahwa data yang diambil tidak mencakup informasi pembayaran atau kartu yang dapat digunakan, serta kata sandi akun pelanggan.
Dalam pernyataannya, M&S juga menyatakan bahwa sejauh ini ‘tidak ada bukti’ bahwa data yang dicuri telah disebarkan. Pihak perusahaan tidak menyebutkan secara rinci berapa banyak pelanggan yang terdampak dalam insiden ini.
Meskipun begitu, M&S menyampaikan bahwa ‘pelanggan tidak perlu melakukan tindakan apa pun’, namun tetap mengimbau agar waspada terhadap email atau pesan teks yang berisi tautan mencurigakan.
Perusahaan juga memastikan bahwa insiden ini telah dilaporkan kepada otoritas pemerintah dan penegak hukum terkait. Dalam beberapa minggu terakhir, sejumlah peritel besar di Inggris juga menjadi korban serangan siber, termasuk toko mewah Harrods dan jaringan makanan Co-op.
(tst/dal)