Israel Bom 2 RS di Gaza, Klaim Incar Bos Hamas Mohammed Sinwar
Jakarta, Indonesia —
Militer Israel menyerang halaman dan lingkungan di sekitar rumah sakit Eropa di Khan Younis, Jalur Gaza, menggunakan sembilan rudal dalam waktu kurang dari 24 jam terakhir. Ini adalah salah satu rumah sakit terbesar di Gaza.
Dilansir Al Jazeera, sebanyak 11 warga Palestina dilaporkan di rumah sakit dan 40 orang lainnya yang terluka dibawa ke rumah sakit Nasser. Namun menurut tim pertahanan sipil, ada lebih banyak orang yang terjebak di bawah reruntuhan.
Dalam serangan yang sama, sebuah rumah yang sangat dekat dengan rumah sakit Eropa juga menjadi sasaran. Serangan ini menyebabkan 10 warga Palestina tewas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam 24 jam terakhir, dua rumah sakit telah menjadi sasaran Zionis, di mana Rumah Sakit Nasser turut menjadi sasaran serangan pada pagi harinya. Seorang jurnalis lokal, Hassan Eslaih, tewas dalam serangan itu.
Selain di dua rumah sakit tersebut, serangan terjadi terus-menerus di berbagai wilayah di Jalur Gaza, di selatan, di wilayah tengah dan juga wilayah utara.
Dilansir , Israel berdalih serangan ke rumah sakit tersebut menargetkan pemimpin Hamas, Mohammed Sinwar.
Dalam pernyataan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengeklaim serangan terhadap rumah sakit Eropa di Khan Younis menargetkan “Hamas di pusat komando dan kendali” di infrastruktur bawah tanah di rumah sakit tersebut.
Hamas telah membantah tuduhan itu dan menolak klaim Israel apa pun tentang Mohammed Sinwar.
“Hanya perlawanan Palestina, melalui platform resminya, adalah otoritas yang berwenang untuk mengonfirmasi atau membantah apa yang dipublikasikan,” demikian pernyataan Hamas.
Penargetan AS atas Sinwar terjadi sehari usai Hamas membebaskan seorang sandera Amerika Serikat-Israel, Edan Alexander, sebagai syarat kelanjutan negosiasi gencatan senjata.
Delegasi Israel dijadwalkan terbang ke Qatar pada Selasa (13/5) untuk melanjutkan negosiasi gencatan senjata. Trump juga mengutus perwakilan AS untuk hadir dalam perundingan itu.
Meski demikian Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersikeras perundingan itu akan terus berlanjut “di bawah tekanan” dan tidak akan ada perlambatan dalam serangan Israel tanpa adanya kesepakatan.
Israel telah melanggar gencatan senjata pada 18 Maret, sejak jeda perang itu dimulai pada Januari lalu. Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan 2.749 orang tewas sejak Israel melanggar kesepakatan itu, sehingga jumlah korban tewas secara keseluruhan di Gaza sejak Oktober 2023 adalah sebanyak 52.862 orang.
(dna)