Seberapa Sering Handuk Mandi Harus Dicuci? Ini Jawaban Ahli
Jakarta, Indonesia —
Setelah mandi, kebanyakan orang langsung menggantung handuk di kait dinding untuk dikeringkan. Handuk tersebut akan tetap tergantung di sana sampai digunakan lagi di kesempatan berikutnya.
Tapi pertanyaannya, seberapa sering sebenarnya Anda perlu mengganti handuk mandi dengan yang bersih?
Menurut para ahli, ada batas waktu tertentu sebelum handuk Anda berubah menjadi tempat berkembang biak bakteri. Menggunakan handuk yang bersih dan segar tidak hanya penting untuk kebersihan pribadi, tetapi juga untuk kesehatan secara keseluruhan.
Annie Chiu, seorang dokter kulit bersertifikat dan pendiri The Derm Institute, menjelaskan bahwa ada aturan yang cukup jelas dalam hal mengganti dan mencuci handuk mandi.
“Secara umum, Anda sebaiknya mengganti handuk setiap tiga hingga empat kali pemakaian,” ujarnya. “Kebiasaan ini membantu mencegah penumpukan bakteri dan bau tak sedap.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Handuk yang lembap dapat menjadi tempat berkumpulnya sel kulit mati, bakteri, dan minyak berlebih dari kulit Anda. Ketika handuk yang kotor digunakan berulang kali, risikonya adalah infeksi kulit atau memperparah kondisi kulit seperti jerawat.
Faktor-Faktor yang memengaruhi frekuensi pencucian handuk
Chiu menyebut bahwa ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi seberapa sering Anda perlu mencuci handuk. Berikut aturannya, melansir Real Simple:
1. Bau tak sedap Jika handuk mulai berbau sebelum digunakan tiga kali, segera cuci dan ganti dengan yang bersih. Bau adalah indikator utama bahwa handuk sudah menjadi sarang bakteri.
2. Frekuensi mandi Jika Anda mandi setiap hari, ada kemungkinan handuk bisa digunakan sedikit lebih lama. Namun, kebersihan dan cara penyimpanan tetap menjadi penentu utama.
3. Keringat berlebih dan iklim lembap Apabila Anda banyak berkeringat karena aktivitas fisik atau tinggal di daerah dengan kelembapan tinggi, maka handuk perlu diganti lebih sering. Handuk yang tidak cepat kering akan lebih mudah menjadi tempat berkembangnya bakteri.
4. Jenis bahan handuk Jenis bahan handuk juga berpengaruh. Handuk dengan pola waffle (seperti sarang lebah) cenderung lebih cepat kering dibandingkan handuk katun biasa.
Jason Gutierrez, salah satu pendiri perusahaan tekstil Geometry, mengatakan, “Karena struktur anyaman waffle, handuk kami memang cenderung lebih cepat kering dibandingkan handuk terry biasa.”
Ia menyarankan penggantian handuk waffle setiap 7-10 hari, tergantung pada frekuensi pemakaian, lokasi penyimpanan, serta kelembapan lingkungan tempat handuk digantung.
5. Paparan polutan lingkungan Menurut para ahli dari Cozy Earth, paparan bulu hewan peliharaan, asap, atau polusi udara juga dapat memengaruhi kebersihan handuk dan mempercepat kebutuhan untuk menggantinya.
Kapan handuk perlu dibuang?
Setelah digunakan dan dicuci berkali-kali selama beberapa tahun, handuk Anda mungkin akan kehilangan kelembutan dan daya serapnya.
“Jika handuk tidak lagi menyerap air dengan baik dan terasa kasar, bisa jadi sudah saatnya diganti,” kata pakar dari Cozy Earth.
Selain aus karena pemakaian, residu deterjen juga bisa mengurangi efektivitas handuk dari waktu ke waktu. Paparan sinar matahari dan klorin, serta kebiasaan mencuci yang kurang tepat, juga memengaruhi usia pakai handuk.
Umumnya, dengan perawatan yang baik, handuk dapat bertahan sekitar dua tahun, lebih singkat jika digunakan secara intensif, dan lebih lama jika hanya untuk pajangan.
(tst/wiw)